Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Akhirnya Nulis Juga” Sebuah Motivasi Untuk Aktif Menulis

Nur Hadis - Kamis, 9 September 2021 - 13:56 WIB

Kamis, 9 September 2021 - 13:56 WIB

0 Views

Oleh: RR Atmim Nurona, M. Pd, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (STISQABM)

“Ah, Maleeees banget! Tapi kapan mulai kalau tidak segera saat ini juga?”

Begitulah saat kata “menulis” terbesit dalam pikiran. Cita-cita menjadi seorang penulis sebenarnya sudah lama sekali saya inginkan, namun hingga saat ini belum satupun karya tulis yang dihasilkan kecuali sekedar memenuhi tugas kewajiban sebagai mahasiswa dan mengajar.

Rasanya, untuk mulai menulis adalah hal yang sulit. Harus menyiapkan waktu khusus yang tidak boleh terganggu. Dimulai dari membuka laptop, mengetik, belum lagi gangguan dari anak-anak yang masih kecil, turut menambah perasaan sulit menulis.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Ahad, 5 September 2021 lalu, saya diundang sebagai audien workshop menulis bertema “Creative writing” di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (STISQABM), Al-Muhajirun Negararatu Natar Lampung Selatan.

Pembicara pertama Dr. Ahmad Abdul Malik, asal Afrika, saat ini menjadi dosen di Universitas Sains Islam Malaysia. Adapun pembicara kedua sangat lekat kaitannya dengan aktivitas tulis menulis dan jurnalistik. Beliau Aat Surya Safaat, wartawan senior dari Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA.

Pada tulisan ini, saya akan lebih banyak bertutur mengenai apa yang kami dapat dari penyampaian Aat, berkaitan erat dengan kaidah tulis menulis dan cara memulainya. Tiba saatnya beliau berbicara, membawakan materi dengan semangat dan enerjik. Bercerita tentang pengalamannya betapa menulis itu mudah dan menyenangkan.

Baginya, menulis adalah aktivitas seumur hidup. Menulis itu mudah, karena dapat dilakukan dalam berbagai kondisi dan waktu, bahkan saat ini kita bisa menulis hanya dengan mengandalkan telepon genggam yang hampir setiap saat melekat pada diri.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Menurut Aat untuk membuat tulisan yang baik, awali dengan sesuatu yang attractive (menarik) dan akhiri dengan sesuatu yang impresif (mengesankan). Awal tulisan yang menarik bisa dimulai dengan kata-kata bijak, candaan, kutipan unik. Akhir yang mengesankan dapat berupa harapan, nasihat, dan motivasi.

Aat juga menekankan seorang penulis harus punya rasa peka yang tinggi sehingga muncul ide dari rasa sensitifitas terhadap lingkungan sekitar. Tidak mungkin seorang penulis dapat menulis dari hati dan fikiran tanpa memiliki rasa kepekaan terhadap kejadian dilingkungannya.

Agar dapat menulis dengan mudah, mulai dengan menulis apapun yang kita suka dan kuasai. Lepaskan ide dalam fikiran kita dengan bahasa yang bebas, ringan, tetapi sopan. Seperti menulis buku harian.

Tulisan dapat lahir dari rasa keingintahuan yang besar tentang suatu peristiwa, rasa ingin berbagi opini atau informasi, keinginan untuk membuktikan keraguan saat mendapatkan informasi, hingga  aktualisasi diri.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Lalu, apa manfaat menulis?. Menulis adalah wadah eksistensi diri. Tulisan bisa membawa kita keliling dunia, menjalin silahturahim dengan banyak orang. Orang yang tidak pernah terbayangkan akan bertemu, bahkan sama sekali belum pernah tau siapa kita, akan mengenal lewat tulisan kita.

Saat tulisan kita menjadi inspirasi seseorang dari berbagai belahan dunia, sehingga dapat membantu dan menjadi manfaat yang tidak terbatas secara fisik, baik dari segi tempat dan waktu untuk orang lain.

Menulis juga bermanfaat untuk diri sendiri. Mengeluarkan ide dan gagasan yang terpendam dalam fikiran dapat menjadi tempat penyaluran emosi sebagai alternatif wadah untuk menghilangkan stres dan secara otomatis membuat mental kita lebih sehat.

Sebelum mengikuti Workshop Creative Writing ini , saya berfikir sepertinya begitu sulit untuk memulai menulis. Bagaimana bisa seorang ibu yang sedang memiliki bayi dan anak-anak kecil yang aktif, bisa dengan mudah menulis.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Saya berfikir untuk memulainya saja akan terasa merepotkan dan sulit untuk konsentrasi. Ada bayi usia 10 bulan yang sedang senang-senangnya merangkak dan meraih banyak benda. Terbayang saat membuka laptop dia akan berusaha dengan lincah meraih dan memencet tombol keyboard secara random.

Belum lagi, kakaknya yang berusia 4 tahun akan meminta saya untuk memutar film kesukaannya, dikompori dua kakaknya yang juga ingin menonton. Tentu akan sulit berkonsentrasi secara penuh, ide-ide di kepala pun menjadi buyar. Hal inilah yang membuat saya lagi-lagi mengabaikan keinginan untuk menulis.

Sejak ikut workshop, akhirnya saya memaksakan diri untuk mulai menulis, sekalipun niat awalnya adalah menyelesaikan tugas workshop. Dimulai dengan berfikir tentang alternatif alat apa yang termudah bagi saya untuk menulis. Saya menyingkirkan alat berupa pena, kertas, dan laptop. Karena alat-alat tersebut akan jadi barang yang menarik bagi anak-anak untuk direbut.

Akhirnya saya ambil keputusan untuk menulis di notes telepon genggam. Inilah tulisan pertama bertema “creative writing” yang akhirnya saya selesaikan. Begitu sederhana dan rasanya ringan, hanya sekedar bercerita. Mungkin ini akan menjadi salah satu bukti kecil dalam diri saya, jika kita punya kemauan dan langsung merealisasikannya, ternyata semua kesulitannya dapat kita hadapi.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Seperti kata mutiara penyemangat yang berbunyi “man jadda wajada”, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan dapat. Sekalipun hal kecil mungkin ini dapat mencetuskan nilai yang besar bagi diri sendiri.

Satu hal penting yang membuat saya akhirnya meneguhkan diri untuk mulai menulis, yaitu harapan tulisan ini akan menjadi amal jariyah. Amal yang tidak selalu kita dapatkan kesempatan untuk kita luangkan. Padahal makna dan nilainya tak terhingga dapat membantu kita masuk dalam akhir kehidupan yang baik, akhirat yang dijanjikan Allah.

Masha Allah, semoga amal kebaikan lewat tulisan yang dibuat ini, menjadikan diri ini termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung, Aamiin, Allahumma aamiin.

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. (QS.Al-Ashr 1-3). (A/rra/B03/P1)

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Indonesia
Kolom
Indonesia
Breaking News