Aktivis HAM Tuntut Inggris Terima Lebih Banyak Pengungsi

London, 18 Dzulhijjah 1437/20 September 2016 (MINA) – Aktivis hak asasi manusia berkumpul di luar gedung parlemen di London, Senin (19/9), menuntut tindakan yang lebih banyak dari pemerintah Inggris dalam membantu dan migran.

Setidaknya, 2.500 jaket pengungsi, termasuk 625 yang telah digunakan oleh anak-anak pengungsi, diletakkan di alun-alun depan parlemen untuk menyoroti penderitaan orang-orang yang melarikan diri perang dan konflik.

Direktur di Komite Penyelamatan Internasional (IRC) Sanj Srikanthan mengatakan kepada The New Arab yang dikutip MINA, pemerintah Inggris harus berbuat lebih banyak untuk berbagi keadilan kepada pengungsi.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Inggris untuk tetap komitmen dan mengambil lebih banyak pengungsi. Pada saat ini, mereka telah sepakat untuk mengambil sebanyak 20.000 selama lima tahun, hanya empat ribu setahun,” kata Srikanthan. “Kami ingin mereka meningkatkan ini menjadi 25.000 per tahun.”

Di saat yang bersamaan, di KTT PBB di New York, dalam pidatonya di depan para pemimpin dunia, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengkritik sebagian migran yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan untuk mencari peluang ekonomi di Eropa.

Berbicara untuk pertama kali di hadapan para pemimpin dunia sebagai pemimpin Inggris, May menyerukan pengawasan yang lebih besar terhadap pengungsi dan mengatakan bahwa negara memiliki hak untuk menjaga perbatasan mereka terhadap “migrasi tak terkendali”.

“Kita harus jelas bahwa semua negara memiliki hak untuk mengontrol perbatasan mereka dan melindungi warga negara mereka,” katanya, demikian Alarabiya.co.uk memberitakan yang dikutip MINA.

Menurut PBB, sebanyak 6.940 pengungsi telah meninggal saat melintasi Laut Mediterania antara Januari 2015 hingga Agustus 2016, rata-rata 11 orang per hari selama dua belas bulan terakhir. (T/P001/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.