KETIKA para aktivis Global Sumud Flotilla (GSF) ditahan oleh pasukan Zionis Israel, sejumlah aktivis dihalang-halangi oleh polisi Israel dari melakukan shalat subuh.
Melihat kejadian tersebut, aktivis non-Muslim asal Italia, Tommaso Bortolazzi, yang merupakan kapten Kapal Maria Cristina, berupaya membantu agar kawan-kawannya bisa melaksanakan ibadah tersebut.
“Dan saya merasa harus melawan itu. Setelah itu bersama temanku, saya mengucapkan syahadat dan saya memilih sendiri pilihan itu,” ujar dia. “Saya merasa seperti baru saja dilahirkan.”
Itulah sepotong cerita Bortolazzi kepada awak media setelah dia bebas dari tahanan Israel dan mendarat di Turkiye.
Baca Juga: Timor-Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN: Ini Fakta Penting yang Perlu Diketahui
Bortolazzi awalnya beragama Katolik. Keputusan tersebut diambilnya saat ditahan setelah kapalnya, bersama puluhan kapal kemanusiaan lainnya, dibajak pasukan Angkatan Laut Israel.
Ia menyebut, kebebasannya sebagai akhir dari mimpi buruk.
Video wawancara Bortolazzi yang mengaku telah menjadi mualaf saat menjalani masa penahanan di penjara Israel pun tersebar di media sosial.
Dia mengaku ikut serta dalam konvoi kemanusiaan beranggotakan 42 kapal tersebut sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Palestina dan untuk negara asalnya, Italia. Bortolazzi menyatakan, tidak bisa lagi menyaksikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Baca Juga: Di KTT ke-47 ASEAN Anwar Ibrahim Ajak Bangkitkan Semangat Komunitas Kawasan
Bartolazzi pun menjadi satu dari ratusan relawan yang ditahan oleh Israel. Dia mengaku harus mengalami masa-masa sulit di penjara bersama rekan-rekannya yang berasal dari Turkiye.
“Kami mengalami masa-masa yang buruk karena kami mempertaruhkan nyawa kami, bersama, kami tetap bersatu,” kata dia.
Dia pun berharap semua negara bebas dan negara demokrasi menikmati perjuangan melawan penjajahan Israel.
Global Sumud Flotilla diserang oleh militer Israel di perairan internasional pada malam 1 Oktober 2025. Lebih dari 40 kapal disita secara ilegal, dan ratusan aktivis dari berbagai negara ditahan.
Baca Juga: 15 Negara termasuk Indonesia Kecam RUU Aneksasi Israel atas Tepi Barat
Setibanya di Bandara Istanbul, Turkiye, para aktivis disambut dengan pelukan, air mata, dan tepuk tangan.
“Sungguh luar biasa melihat begitu banyak dukungan,” ujar Bortolazzi.
Baginya, perjuangan kemanusiaan ini belum berakhir. Dia tahu, dunia sedang menyaksikan perjuangan Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: Membangun Kembali Suriah Sangat Penting bagi Stabilitas Kawasan
















Mina Indonesia
Mina Arabic