Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Keturunan Yahudi Jalan Kaki 5.000 km ke Palestina

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 11 Februari 2018 - 14:13 WIB

Ahad, 11 Februari 2018 - 14:13 WIB

79 Views

(FB Benjamin Ladraa)

(FB Benjamin Ladraa)

Beograd, MINA  – Benjamin Ladraa (25), seorang aktivis kemanusiaan berangkat jalan kaki dari Swedia menuju Palestina sejak Agustus tahun lalu, yang akan menempuh jarak sekitar 5.000 km.

Tujuannya adalah membangkitkan perhatian dunia pada pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel di daerah :Palestina yang didudukinya.

Ladraa adalah seorang keturunan Yahudi, selalu membawa bendera Palestina dalam perjalanannya dan merencanakan akan tiba di Palestina pada bulan Juni atau Juli mendatang.

Ladraa, setelah menjual semua yang dimilikinya telah memulai perjalanan yang menantang banyak kesulitan dari Swedia ke Palestina.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Dia sangat tergerak oleh perjalanan tiga pekan ke Palestina pada April lalu, sehingga dia memutuskan untuk “memberitahu dunia tentang situasi di Palestina”. Kantor Berita MINA melaporkan dari sumber Anadolu Agency.

“Saya terkejut dengan apa yang saya lihat di sana, melihat semua dinding, tentara berjalan di sepanjang jalan membawa senapan mesin M-60. Saya mendengar cerita tentang 300 anak-anak di penjara, pemerkosaan di rumah-rumah, dan lainnya,” ujarnya.

“Setelah tiga pekan saya kembali, ingin melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesadaran dunia tentang pelanggaran hak asasi manusia di Palestina,” kata Ladraa, yang lahir dari orang tua Yahudi.

Setelah menyelesaikan studinya dan bekerja, dia berangkat dari Gothenburg, Swedia ke Palestina pada 8 Agustus 2017 lalu.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Ladraa berjalan dengan membawa bendera Palestina di punggungnya dan sebuah keffiyeh, simbol kemerdekaan Palestina, di bahunya.

Setiap hari adalah pengalaman yang berbeda, katanya.

Terkadang ia tidur di tendanya atau di penginapan. Makan malam bisa dengan makanan kaleng yang dipanaskan dengan api unggun, atau makan bersama dengan tuan rumah yang memberinya tempat inap.

Ladraa kadang-kadang memberikan ceramah, dan menjelaskan tentang apa yang dia lihat selama perjalanannya ke Palestina.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Kecuali beberapa insiden kecil, dia mengatakan bahwa kebanyakan orang menyambutnya dengan baik.

Di Praha, katanya, dia ditahan oleh penjaga Kedutaan Besar Israel karena dia membawa sebuah bendera Palestina dan mendorong sebuah tas.

Ia dibebaskan setelah satu regu penjinak bom memastikan tidak berbahaya.

Namun, para penjaga memindai copy paspornya, dan Ladraa khawatir pasukan perbatasan tidak akan membiarkan dia memasuki Palestina.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

“Rencana berikutnya adalah melanjutkan perjalanan melalui Bulgaria, Turki, Suriah, Lebanon, Suriah dan Yordania. Kalaupun saya tidak dapat masuk ke Palestina, saya akan mencoba menginformasikan media tentang hal itu,” katanya.

Dia memposting foto perjalanannya di akun Facebook dan Instagram-nya #walktopalestine.

Dia mengatakan telah menjual semua barang miliknya. Terkadang ia menerima sumbangan.

Dia berharap bisa menyelesaikan perjalanannya pada bulan Juni atau Juli mendatang.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

“Saya pikir semua orang bisa dan harus memberi sedikit waktu untuk melakukan sesuatu untuk orang lain,” kata Ladraa, yang melanjutkan perjalanannnya dari Beograd pada Sabtu (10/2/2018).

(T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rekomendasi untuk Anda