Jakarta, 16 Syawwal 1437/21 Juli 2016 (MINA) – Seorang aktivis perempuan asal Gaza, Widyan Sha’at mengatakan kehancuran aqidah rakyat Palestina adalah target utama Israel.
Hal itu disampaikan saat memberikan ceramah yang diadakan oleh Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad bekerja sama dengan Lembaga Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) bertema “Women and Children in Gaza Palestine” di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Jakarta Timur, pada Rabu (20/7/2016).
Widyan dalam ceramahnya mengatakan bahwa warga Palestina dalam menjaga aqidah umat antara lain dengan selalu mengajarkan kepada anak-anaknya, terutama generasi mudanya untuk mengetahui pentingnya mempelajari sejarah Islam, terutama tarikh Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
“Generasi muda harus mengetahui sejarah Al-Aqsha, dan ini seseuai dengan anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mengatakan bahwa tidak ada perjalanan yang diutamakan kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjid Nabawi, Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsha,” kata Widyan.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
Aktivis yang menjalani pendidikan S2-nya di Gaza itu, mengharapkan kepada generasi muda untuk bisa berbagi informasi mengenai Masjid Al-Aqsha, Masjid Madinah dan semua tentang Islam kepada banyak orang.
Saat acara tersebut, Widyan juga menceritakan bagaimana perjuangan kaum Muslimah yang ada di Jalur Gaza dalam memperjuangakan pembebasan Masjid Al-Aqsha.
“Perjuangan yang dilakukan oleh Muslimah Gaza, satu di antaranya adalah menjadi penjaga di Masjid Al-Aqsha yang dikenal sebagai murabithah, ” katanya.
Tidak hanya itu, kaum Muslimah yang tinggal di Khan Yunis juga menyebutkan rahasia para Muslimah di negerinya dalam mengahadapi tekanan Israel, dengan kondisi harus kehilangan keluarga mereka satu demi satu.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
“Rahasia kami adalah iman, meyakini bahwa janji Allah itu pasti dan sabar dalam menghadapi ujian yang Allah berikan,” ucapnya.
Menurut Widyan, meski kondisi Gaza bertahun-tahun hingga kini masih diblokade oleh pasukan Israel, tapi kaum Muslimah di negeri penh berkah itu tidak patah semangat dalam menjalani hidup dengan memenuhi kewajibannya sebagai seorang isteri sekaligus sebagai seorang ibu.
“Kami kaum Muslimah di Palestina juga tidak membiasakan tangan kami untuk berada di bawah meminta-minta bantuan. Karenanya, di antara upaya kami yang dapat dilakukan agar tidak berpangku tangan adalah dengan membuat kerajinan tangan atau semisalnya untuk dijual keluar,” imbuhnya
Tidak hanya itu, Muslimah yang akan menyusul suaminya ke Malaysia dalam beberapa hari mendatang untuk melanjutkan studi Magisternya itu menambahkan, ada hal yang Muslimah Gaza selalu jaga, yaitu mereka tidak pernah melepas jilbab sebagai penutup aurat mereka, meski dalam keadaan tidur. (L/P004/P4).
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)