Jakarta, 14 Muharram 1437/27 October 2015 (MINA) – Aktivis menilai kerahasiaan mafia-mafia yang terlibat dalam kasus asap di Indonesia menjadi salah satu penyebab bencana itu kembali berulang setiap tahun.
“Karena kalau data itu terbuka akan banyak sekali praktek-praktek korupsi, dan konflik-konflik terkait bisa diselesaikan,” kata seorang aktivis Green Peace Asia Tenggara Teguh Suryo saat menjadi salah satu narasumber pada diskusi ASEAN ke-27 mengenai Problematika Kabut Asap di Indonesia yang digelar Habibie Insitute di Jakarta, Selasa (27/10).
Menurutnya, tidak ada regulasi pun yang mengatur data pihak-pihak yang terlibat dalam kasus asap secara tertutup, padahal kasus itu sangat merugikan banyak pihak.
“Oleh karenanya, kami harapkan partisipasi sipil agar menyerukan pemerintah untuk terus menyelesaikan kasus ini secara terbuka,” tegas Teguh.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Diskusi diberi tema “Permasalahan Asap Asia Tenggara: Mengintegrasikan Pendekatan Lokal, Nasional, Regional,” dihadiri mulai dari mahasiswa, aktivis dalam dan luar negeri, pejabat, hingga perwakilan kedutaan besar asing di Indonesia.
Selain Teguh, narasumber lainnya baik dari pihak independen maupun pemerintah juga ikut memberikan pemaparan menurut kapasitasnya, seperti Basah Hernowo dari Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air BNPB, Prof. Dr. Herry Purnomo dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional, dan Fitrian Ardiansyah sebagai Kepala Perwakilan Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan IDH.
Sebelumnya, banyak pihak menduga perusahaan-perusahaan pembakar hutan memiliki kekuatan politik. Sehingga ketika muncul di depan publik terlihat seolah-olah menentang pembakaran hutan dan tidak bersalah.(L/R04/R05)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)