Athena, MINA – Pemimpin konvoi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, Greta Thunberg, mengungkapkan adanya ancaman serius terhadap misi kemanusiaan internasional yang bertujuan menembus blokade Gaza.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, aktivis iklim asal Swedia itu menyatakan bahwa pihaknya menerima informasi intelijen yang kredibel mengenai rencana serangan Israel dalam 48 jam ke depan.
“Mengikuti serangan sebelumnya kepada misi kemanusiaan kami ke Gaza, kami telah mendapatkan informasi intelijen yang kredibel bahwa Israel akan melakukan peningkatan serangan terhadap flotilla dalam waktu 48 jam,” tulis Greta, dikutip dari Republika, Jumat (26/9).
Greta juga menyebut, sejumlah relawan yang tergabung dalam pelayaran tersebut telah dihubungi oleh pemerintah mereka masing-masing. Peringatan itu, kata dia, menegaskan kemungkinan serangan yang lebih besar dan mematikan dibandingkan insiden sebelumnya.
Baca Juga: Lebih dari Satu Juta Perempuan dan Anak Gaza Butuh Bantuan Pangan Mendesak
“Mereka mengingatkan akan adanya serangan Israel yang berpotensi lebih mematikan dari semua yang pernah kita saksikan sebelumnya,” ujarnya.
Aktivis yang dikenal dengan perjuangannya dalam isu lingkungan ini menegaskan bahwa semakin dekat armada menuju Gaza, semakin besar pula risiko yang dihadapi para relawan.
Meski demikian, Greta menekankan bahwa ancaman, kampanye hitam, maupun perang psikologis tidak akan menghentikan tekad mereka dalam membawa bantuan kemanusiaan.
“Tidak ada intimidasi yang dapat memadamkan semangat kami. Misi ini bukan hanya tentang membawa bantuan, tetapi juga tentang memperjuangkan hak asasi manusia dan kebebasan rakyat Palestina,” tegasnya.
Baca Juga: Trump dan Putin Akan Bertemu di Hungaria Bahas Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi Global Sumud Flotilla. Sejumlah negara Eropa, seperti Yunani, Italia, dan Spanyol, sebelumnya telah menyatakan komitmen mereka untuk memberikan perlindungan keamanan terhadap armada kemanusiaan yang berlayar menuju Gaza tersebut
Global Sumud Flotilla merupakan misi kemanusiaan internasional yang bertujuan mematahkan blokade laut Israel terhadap Jalur Gaza yang telah berlangsung selama 18 tahun. Kata “Sumud” berasal dari bahasa Arab yang berarti keteguhan atau bertahan, melambangkan semangat perjuangan rakyat Palestina.
Gerakan flotilla mulai dikenal dunia setelah tragedi Mavi Marmara pada Mei 2010, ketika pasukan Israel menyerbu kapal kemanusiaan yang menuju Gaza, menewaskan sembilan aktivis dan memicu kecaman global.
Sejak saat itu, berbagai pelayaran kemanusiaan terus digelar oleh aktivis internasional untuk menyalurkan bantuan ke Gaza serta menekan Israel agar menghentikan blokade ilegalnya.
Baca Juga: 653 Truk Bantuan Masuki Gaza Sejak Gencatan Senjata Berlaku, Distribusi Masih Terbatas
Dalam misi tahun 2025 ini, lebih dari 45 negara terlibat, dengan ratusan relawan dari berbagai latar belakang seperti politisi, jurnalis, dokter, dan aktivis kemanusiaan.
Mereka membawa pasokan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza yang kini menghadapi krisis kemanusiaan akibat agresi militer Israel.
Misi ini tidak hanya menjadi aksi solidaritas, tetapi juga bentuk perlawanan damai terhadap pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel. Dukungan luas dari masyarakat dunia diharapkan dapat mendorong komunitas internasional mengambil langkah nyata untuk mengakhiri blokade Gaza dan memberikan kebebasan bagi rakyat Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Uni Afrika Bekukan Keanggotaan Madagaskar Usai Kudeta Militer Gulingkan Presiden Rajoelina