Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akusisi Perguruan Tinggi di Malaysia, Muhammadiyah Segera Dirikan UCMM

Fauziah Al Hakim - Kamis, 9 Maret 2017 - 13:23 WIB

Kamis, 9 Maret 2017 - 13:23 WIB

557 Views ㅤ

Surabaya, 10 Jumadil Akhir 1438/9 Maret 2017 (MINA) – Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui 12 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) membeli saham mayoritas salah satu perguruan tinggi milik Malaysia, yakni “Asia E University” di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan diambilalihnya saham Asia E University, namanya diubah menjadi University Consorsium Muhammadiyah Malaysia (UCMM).

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sukadiono mengatakan, pembelian mayoritas saham “Asia E University” Malaysia itu berdasar surat tugas No.04/TGS/I.A/2017 dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tertanggal 2 Februari 2017.

“Ke-12 PT Muhammadiyah itu antara lain UM Yogyakarta, UM Surakarta, UM Surabaya, UM Malang, UM Jakarta, UM Semarang, UM Sumatera Utara, UM Palembang, UM Purwokerto, UM Makassar, Universitas Ahmad Dahlan, dan UM Prof Dr Hamka. Selain itu 12 PTM ini ditunjuk PP Muhammadiyah menjadi pemegang saham,” kata Sukadiono, beberapa waktu lalu dalam keterangan pers Muhammadiyah yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia menjelaskan, di Malaysia terdapat dua jenis PT. Pertama adalah “public university”, kedua private university. Jenis kedua sahamnya dimiliki oleh beberapa orang atau konsorsium. Nah, 12 PTM mengakusisi jenis private university, yakni Asia E University.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

“Sementara nilai investasinya sekitar Rp150 miliar yang dibagi ke 12 PTM,” ujarnya.

Sukadiono menyatakan, sebagai pemegang saham mayoritas, pimpinan perguruan tinggi nanti dipilih dari kalangan Muhammadiyah yang ada di Malaysia yang akan ditunjuk oleh PP Muhammadiyah. Alasan memilih akusisi PT di Malaysia. Pertama, karena mudahnya proses pendirian PT dibanding negara-negara lain. Alasan lain, banyak PT di Negeri Jiran itu yang sudah masuk kategori “world class university“.

“Kebanyakan laboratorium PT di Malaysia sudah siap untuk pengembangan S3,” tutur Sukadiono.

Dia mengungkapkan, proses akusisi ini sudah berjalan hampir dua tahun sejak pencanangan program internasionalisasi dari PP Muhammadiyah.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

“Akusisi bukan semata-mata demi bisnis, melainkan juga pengembangan sumber daya manusia (SDM). Muhammadiyah menarget dalam tiga tahun ke depan ada 1000 dosen dengan gelar doktor di PT Muhammadiyah,” ujarnya.

Dengan adanya PT di Malaysia, lanjut Sukadiono, akan memudahkan Muhammadiyah memenuhi target tersebut. Bila terpenuhi, dapat menunjang peningkatan akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT).

“Muhammadiyah menarget, PTM dengan AIPT B dapat menjadi A pada 2020 mendatang. Salah satu penilaian AIPT adalah ada dua doktor di satu prodi,” ujarnya.

Meski diakuisi Muhammadiyah, UCMM tetap mengikuti kurikulum di Malaysia. Proses penerimaan mahasiswa baru juga mengikuti jadwal di Malaysia. “Kami juga sudah cek soal ijazah di sana kepada Kemenristekdikti. Ijazahnya diakui dan tidak ada masalah,” katanya. (T/R05/R01)

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK