Damaskus, MINA – Presiden sementara Republik Arab Suriah Ahmed al-Sharaa pada Ahad (9/3), berjanji untuk melakukan investigasi atas dugaan terjadinya pembunuhan massal terhadap warga sipil Alawite di kota-kota pesisir.
Dilansir dari Arab News, laporan tentang terjadinya pembunuhan massal oleh pasukan keamanan pemerintah Suriah telah memicu reaksi internasional terhadap kekerasan terburuk sejak penggulingan Bashar Assad.
Dalam hitungan terakhirnya, pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan, 973 warga sipil Alawite tewas dalam “eksekusi” yang dilakukan oleh personel keamanan atau pejuang pro-pemerintah di Provinsi Latakia dan Tartus sejak 6 Maret.
“Jumlah total warga sipil yang terbunuh berjumlah 973, termasuk wanita dan anak-anak,” kata SOHR yang berkantor pusat di London.
Baca Juga: Ribuan Warga Suriah Pesisir Mengungsi ke Lebanon karena Konflik Sektarian
SOHR menambahkan bahwa “pembunuhan, eksekusi lapangan, dan operasi pembersihan etnis” sedang berlangsung setelah bentrokan mematikan antara pasukan keamanan dan orang-orang bersenjata Alawite yang setia kepada Assad.
Wilayah Mediterania adalah jantung komunitas minoritas Alawite tempat Assad, penguasa yang digulingkan, berasal.
Kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Volker Turk mengatakan, pembunuhan itu “harus segera dihentikan.” Sementara Liga Arab, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, Inggris, dan pemerintah lain mengutuk kekerasan itu.
“Kami akan meminta pertanggungjawaban, dengan tegas dan tanpa keringanan, siapa pun yang terlibat dalam pertumpahan darah warga sipil… atau yang melampaui kewenangan negara,” kata Sharaa dalam sebuah video yang diunggah oleh kantor berita negara SANA.
Baca Juga: Suriah Umumkan Berakhirnya Operasi Militer di Wilayah Pesisir
Sebelumnya pada Ahad, Kepresidenan mengumumkan di Telegram bahwa sebuah “komite independen” telah dibentuk untuk “menyelidiki pelanggaran terhadap warga sipil dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran itu,” yang akan diadili.
Pertempuran antara pasukan keamanan baru dan loyalis pemerintah sebelumnya meletus pada hari Kamis (6/3), setelah ketegangan sebelumnya, dan meningkat menjadi pembunuhan massal yang dilaporkan.
Pertempuran itu telah menewaskan 231 anggota pasukan keamanan dan 250 pejuang pro-Assad, menurut SOHR, sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 1.311 orang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PM Baru: Kanada Akan Menang Perang Dagang Lawan AS