Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Indonesia Dipilih Jadi Lokasi Museum Sejarah Rasulullah

Rendi Setiawan - Kamis, 27 Februari 2020 - 19:59 WIB

Kamis, 27 Februari 2020 - 19:59 WIB

9 Views

Jakarta, MINA – Liga Muslim Dunia, Dewan Masjid Indonesia (DMI), bersama ormas-ormas Islam di Indonesia telah memulai pembangunan Museum Internasional Sejarah Rasulullah di atas tanah hibah dari Pemprov DKI Jakarta seluas 6 hektar di Kawasan Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/2).

Museum tersebut adalah kerja sama dari DMI dengan Liga Muslim Dunia di bawah pimpinan Syaikh Dr. Muhammad Abdul Karim Al Issa yang sangat dikenal oleh dunia, sebagai tokoh yang selalu mengkampanyekan moderasi Islam, peradaban Islam, dan perdamaian.

Dalam kesempatan tersebut, hadir sejumlah tokoh seperti Ketua DMI Jusuf Kalla, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan sejumlah pimpinan lembaga dan ormas Islam.

Syaikh Muhammad Al Issa dalam sambutannya mengungkapkan pemilihan Indonesia, menjadi lokasi Museum Internasional Sejarah Rasulullah. Menurut dia, Indonesia adalah negara mayoritas muslim yang memiliki keutamaan tersendiri.

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

“Indonesia dipilih menjadi tempat pembangunan museum internasional sejarah Nabi Muhammad karena memiliki kedudukan penting dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi dan toleransi,” kata Syaikh Muhammad Al Issa.

Menurut dia, tidak banyak negara dengan mayoritas beragama Islam memiliki sikap toleransi yang tinggi seperti Indonesia. Karena itulah, kata dia, Liga Muslim Dunia sepakat menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk pembangunan museum tersebut.

“Indonesia dipilih sebagai salah satu negara untuk pembangunan museum inernasional sejarah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan peradaban Islam di antara 25 negara yang di seluruh dunia,” katanya.

Ketua DMI Jusuf Kalla sendiri mengakui pihaknya memberikan syarat tertentu sebelum menyetujui pembangunan museum tersebut dilakukan di Indonesia. Syarat tersebut adalah dimasukannya sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Sementara itu, Ketua Panitia Komjen Pol (Purn) Syafruddin mengatakan, hadirnya museum ini di Indonesia akan membawa misi Islam moderat, di dalamnya akan menggambarkan sejarah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sangat lengkap.

“Semua tentang Sayyidina Muhammad Rasullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kehidupannya, keluarganya, peranan dalam perdamaian dan peradaban serta kemasyarakatan akan dihadirkan dalam museum ini,” ujarnya.

“Museum tersebut nantinya akan dilengkapi dengan high technology, 3D, hologram, augmented reality, dan teknologi lainnya yang maju saat ini. Dalam rencananya juga akan dibangun miniatur Masjidil Haram serta sebuah convention center,” katanya menambahkan.

Syafruddin berharap, museum tersebut akan menjadi pusat penelitian puluhan ribu hadis, sehingga para ustaz, akademisi, santri, hingga mahasiswa-mahasiwi akan dapat memanfaatkan dari berbagai hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

“Selain sejarah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, museum tersebut juga akan menghadirkan sejarah masukannya Islam di indonesia dan segala perkembangannya. Saat ini moderasi keislaman Indonesia akan menjadi ikon dan rujukan dunia di dalam museum ini,” katanya. (L/R2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

Rekomendasi untuk Anda