Lombok, MINA – Pemandu wisata (guide) bernama Ali Musthofa yang membawa pendaki wanita Brasil Juliana Marins mendaki Gunung Rinjani, telah di-blacklist.
Untuk sementara Ali tidak boleh mengantar pendaki ke Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Yarman, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pada Kamis (3/7) mengatakan, keputusan blacklist itu adalah langkah tegas dalam menangani kasus tewasnya Juliana Marins yang terjatuh ke jurang sedalam sektiar 600 meter.
Yarman mengungkapkan bahwa hanya sekitar 300 dari 661 pemandu yang terdata memiliki lisensi sebagai pemandu pendakian di Gunung Rinjani. Karena itulah, TNGR akan mengecek lisensi atau sertifikasi Ali sebagai guide.
Baca Juga: Sampah Kali Ciliwung Disulap Jadi Karya Kreatif di Jakarta Eco Future Fest 2025
Sosok Ali Musthofa
Ali Musthofa lahir di Sragen, 13 Desember 2004. Ia sekarang tinggal di Dusun Batu Koq, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.
Ali pindah ke Lombok Utara untuk mengikuti orang tuanya bekerja.
Di sana dia melanjutkan sekolah di SMKN 1 Bayan hingga lulus 2022.
Baca Juga: BMKG Prediksi Cuaca Jakarta Berawan Sepanjang Jumat Ini
Ali selanjutnya mengikuti kursus bahasa Inggris di Kota Mataram pada 2023.
Dilansir dari media Brasil oglobo.com, Ali Musthofa membantah telah meninggalkan Juliana sebelum mengalami kecelakaan.
Ali Musthofa mengaku menyarankan Juliana untuk beristirahat sementara ia terus berjalan.
Dirinya dan Juliana sepakat menunggu sedikit lebih jauh di depan pendakian.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tidak Sehat, Warga Rentan Diminta Waspada
Ali Mustofha mengaku “tiga menit” di depan dari Juliana dan kembali mencarinya saat merasa heran karena wanita itu lama sekali belum tiba di titik pertemuan.
“Setelah sekitar 15 atau 30 menit, Juliana tidak muncul. Saya mencarinya di tempat peristirahatan terakhir, tetapi saya tidak dapat menemukannya. Saya katakan kepadanya bahwa saya akan menunggunya di depan. Saya menyuruhnya untuk beristirahat,” terangnya.
“Saya menyadari (dia telah jatuh) ketika saya melihat cahaya senter di jurang sedalam sekitar 150 meter dan mendengar suara Juliana meminta bantuan. Saya katakan kepadanya bahwa saya akan membantunya,” ujar Ali.
“Saya berusaha mati-matian untuk memberi tahu Juliana agar menunggu bantuan,” sambung Ali.
Ali mengatakan, dia menelepon perusahaan tempat dia bekerja untuk melaporkan kecelakaan tersebut dan meminta mereka untuk meminta bantuan.
“Saya menelepon organisasi tempat saya bekerja, karena tidak mungkin membantu di kedalaman sekitar 150 meter tanpa peralatan keselamatan.”
“Mereka memberikan informasi tentang jatuhnya Juliana kepada tim penyelamat dan, setelah tim mengetahui informasi tersebut, mereka bergegas membantu dan menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk penyelamatan,” ucap Ali.
Sebelumnya, ayah Juliana Morins, Manoel Marins, menuding Ali Musthofa lalai dalam menjalankan tugas.
Baca Juga: Komunitas Literasi Indonesia Book Party Suarakan Solidaritas Palestina di IIBF 2025
Ali dituding telah meninggalkan Juliana sendirian untuk merokok saat putrinya dalam kondisi kelelahan.
“Juliana bilang kepada pemandunya bahwa dia kelelahan, lalu si pemandu menyuruhnya duduk dan beristirahat. Kemudian, dia pamit merokok selama 5 sampai 10 menit,” kata Manoel dalam wawancara eksklusif dengan program Fantastico TV Globo yang tayang Ahad (29/6)
“Untuk merokok! Ketika kembali, Juliana sudah tidak terlihat lagi,” ujarnya.
Menurut Manoel, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 pagi.
Baca Juga: Dari Nur Ikhwan ke Fatur Rohman, AWG Konsisten Bergabung dalam Freedom Flotilla
Namun, pemandu baru kembali melihat keberadaan Juliana pada pukul 06.08, ketika ia merekam video korban dan mengirimkannya kepada atasannya.
Di sisi lain, Ali Musthofa mengaku sudah mengetahui komentar miring terhadap dirinya.
“Mereka berkomentar aja tapi tanpa tahu apa yang terjadi,” kata Ali saat dikonfirmasi, Rabu (2/7). []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dosen Universitas Pertahanan Kunjungi Stand Kantor Berita MINA di IIBF 2025