Madinah, 12 Dzulqa’dah 1435/7 September 2014 (MINA) – Seorang akademisi Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh, Saudi Arabia, Dr. Ali bin Abdul Aziz al-Syabl mengunggah video klip membantah surat kabar Inggris The Independent yang menyebut dirinya menulis makalah berisi usulan pemindahan makam Nabi ke kuburan Baqi.
“Isi berita mengandung hasutan, tidak benar dan dusta, mengarah pada saya dianggap mengajukan usulan rencana pemindahan makan Nabi,” tegasnya, media setempat al-Madinah melaporkan, seperti diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Al-Syabl menyebut, dirinya berlindung dari kemurkaan Allah yang Maha Suci, dan mengatakan berita itu adalah kebohongan besar.
“Bagi saya, memindahkan makam dan jenazah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jelas pandangan yang salah. Nabi sendiri berwasiat agar dikuburkan di mana ia wafat,” ujar al-Syabl.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Ia menjelaskan, saat Nabi wafat, ada perbedaan di antara para sahabat di mana Nabi dikuburkan. Ada yang menyebut, agar dikuburkan di pemakaman para sahabat di Baqi.
Lalu, Abu Bakar menyampaikan wasiat Nabi bahwa tidak seorang pun Nabi wafat, melainkan ia dikubur di mana ia wafat. Nabi wafat di kamar isterinya ‘Aisyah, waktu itu rumahnya bersebelahan dengan Masjid Nabawi, imbuhnya.
“Tidak boleh seorangpun mengubahnya, ini merupakan syariat agama kita dan sunnah Nabi kita. Sungguh ini fitnah yang dapat meresahkan umat,” ujarnya menegaskan.
Dr. Ali bin Abdul Aziz al-Syabl pun sudah menyampaikan sanggahan itu kepada pengurus dua masjid suci Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan menjelaskan bahwa berita-berita dari musuh-musuh Islam selalu berusaha membangkitkan hasutan demi hasutan.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Sebelumnya, wartawan The Independent Andrew Johnson menyebut, pemberitaan bersumber dari seorang akademisi di Arab Saudi Dr. Irfan al-Alawi yang sudah membaca langsung makalah karya Dr. Ali bin Abdul Aziz al-Syabl.
Dr. Irfan al-Alawi adalah Direktur Yayasan Penelitian Peninggalan Islam Saudi (Muassasah abhats at-turats al-islami) dan Pengarah Pusat Pluralisme Islam (The Centre for Islamic Pluralism).
Di samping kegiatan tersebut, ia merupakan doktor dalam teologi dan tasawwuf Islam, dan menjadi dosen terbang di London University di Inggris, California University di AS dan Research Fellow di Leiden Belanda.
Ia membaca makalah Dr. Ali bin Abdul Aziz al-Syabl tentang usulan pemindahan makam Nabi, yang beredar di kalangan para pengawas Masjid Nabawi.
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun
Tulisan itu baru merupakan bagian dari dokumen konsultasi yang diajukan oleh al-Syabl, akademisi terpandang dari Universitas Islam Al-Imam Muhammad Ibn Saud di Riyadh.
Namun, rupanya surat kabar berbasis di London itu dinilai salah menerjemahkan isi paper al-Syabl. Bahwa yang dipersoalkan dalam makalah adalah mengenai isolasi, pembatasan makam Nabi, agar tidak menjadi tempat orang-orang berbuat syirik, dan bukan pemindahan makam.
Belum diperoleh keterangan apakah al-Syabl akan mengajukan gugatan atau langkah hukum mengenai fitnahan koran itu terhadap dirinya. (T/P4/R11).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza