Bogor, MINA – Erna Abidin, alumnus IPB University dari Fakultas Pertanian berhasil mengembangkan ubi jalar oranye sebagai bahan makanan untuk balita di Malawi (Afrika Timur), Burkina Faso dan Nigeria (Afrika Barat).
Erna melakukan intervensi pada pola konsumsi balita di sana dengan memanfaatkan ubi jalar untuk mencegah stunting.
“Ada hasil breeding atau penyilangan yang dilakukan di Ghana dan Burkina Faso dimana proyek saya juga menyumbang dalam program diseminasi untuk stek-stek varietas baru baik di Ghana maupun di Burkina Faso,” ungkapnya sebagaimana keterangan tertulis yang diterima MINA, Ahad (27/9).
Lebih lanjut Erna mengatakan, amanah keilmuannya dalam memdalami ubi jalar memanggilnya untuk membantu masyarakat di benua Afrika.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Dia menggunakan teknik biologi molekuler yang merupakan prinsip-prinsip dari bioteknologi. Dari sini dapat ditelusuri dari mana asal ubi-ubi tersebut.
Kiprah Erna di Afrika berawal dari profesinya sebagai seorang edukator di Uganda (1994-2001), lalu melanjutkan sebagai peneliti di sebuah non governmental organization (NGO) bernama Reputed Agriv 4 Dev Stichting & Foundation.
“Niat saya yang sederhana untuk memulai perjuangan di benua Afrika. Saya ingin berkontribusi bagi kehidupan umat manusia,” tuturnya.
Dengan dukungan dari pemerintah di negara-negara tersebut, berdasarkan laporan dari Badan Pangan Dunia (FAO), Erna berhasil memberikan hasil yang nyata. Program pengembangan ubi jalar untuk pencegahan stunting di Afrika ini dijalankan Erna selama 4,5 tahun.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Ada banyak potensi pertanian di Afrika yang bisa dikembangkan. Oleh karena itu banyak daerah yang memerlukan ahli-ahli pertanian. Saat ini Sustainable Development Goals (SDGs) menekankan pada partnerships yaitu membawa private sector untuk terlibat dalam pembangunan pertanian,” ujar wanita kelahiran tahun 1958 ini.
Erna berharap banyak generasi muda, terutama lulusan IPB University, yang mau berkiprah di Afrika. Dengan berkiprah di luar negeri, generasi muda dituntut untuk bisa bekerja keras dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
“Kreativitas akan muncul bila dikombinasikan dengan ilmu, pengalaman dan tantangan yang ingin dicoba untuk dipecahkan,” pesannya.(R/R1/RS2)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Mi’raj News Agency (MINA)