Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AMALAN RAHASIA RASUL MENUJU HUSNUL KHATIMAH

Rudi Hendrik - Senin, 29 Desember 2014 - 05:35 WIB

Senin, 29 Desember 2014 - 05:35 WIB

4001 Views

NENEK
Ilustrasi wanita tua
Ilustrasi wanita tua

Ilustrasi wanita tua

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sebuah kisah nyata dituliskan oleh seorang warga Mesir dalam akun Facebook-nya yang kemudian diterjemahkan oleh Fachriy Aboe Syazwiena, seorang wartawan di media online Islam Pos.

Adalah seorang lelaki di Arab Saudi, memiliki tetangga yang tak pernah shalat dan berpuasa.

Pada suatu hari ia bermimpi kedatangan seorang lelaki tak dikenal. Lelaki dalam mimpi memintanya agar mengajak tetangganya yang tak pernah shalat itu untuk umrah.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Lelaki Arab ini dikejutkan oleh mimpinya, namun ia tak menghiraukannya.

Namun anehnya, mimpi yang sama terulang. Akhirnya ia mendatangi seorang syaikh untuk bertanya tentang mimpi tersebut.

Syaikh itu mengatakan, jika mimpi itu terulang lagi nantinya, ia disarankan merealisasikan mimpinya itu.

Ternyata benar saja, ia bermimpi lagi. Lantas ia pun memutuskan mengunjungi tetangganya untuk menawarkannya umrah bersama.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

“Ayo umrah bersama kami,” ajak lelaki Arab itu.

“Bagaimana aku akan umrah sementara aku tak pernah shalat?” tanya tetangganya.

“Tenang saja. Aku akan mengajarkanmu shalat.”

Ia pun mengajarkan tetangganya shalat sehingga bisa mengerjakan shalat.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

“Baik, aku sudah siap. Mari berangkat. Tapi, bagaimana aku umrah sementara aku tak tahu caranya?” kata tetangganya lagi.

“Nanti di mobil kuajari.”

Keduanya dengan senang hati berangkat untuk umrah dengan mengendarai mobil. Setelah tiba, mereka melakukan tuntunan yang disyariatkan.

Selesailah prosesi, keduanya akan kembali pulang.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

“Sebelum pulang, adakah engkau ingin melakukan sebuah amal yang engkau anggap penting?” tanya lelaki shaleh kepada tetangganya.

“Iya. Aku ingin shalat dua rakaat di belakang makam Ibrahim.”

Sang tetangga pun shalat dan terjadilah hal yang menakjubkan. Ia meninggal dalam keadaan bersujud.

Lelaki shaleh yang membawanya terkejut. Bagaimana mungkin lelaki yang hadir dalam mimpinya dan diajak umrah, meninggal seolah-olah dia adalah wasilah kematiannya?

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Akhirnya, jenazah dibawa pulang ke rumah istrinya. Lelaki shaleh bertanya dalam hati, bagaimana mungkin lelaki yang tak pernah shalat dan puasa meninggal saat umrah dalam keadaan sujud, husnul khatimah (akhir yang baik)? Ia berpikir pastilah ada amal spesial dan rahasia yang dilakukannya.

Maka bertanyalah lelaki shaleh kepada isteri almarhum.

“Kami memiliki tetangga seorang wanita tua renta. Suamiku begitu menyayanginya. Suamiku selalu membuat sendiri sarapan, makan siang dan makan malam, lalu mengantarkannya kepada wanita tua itu. Wanita itu kerap kali mendoakan husnul khatimah untuk suamiku,” ujar sang istri menjawab pertanyaan itu.
Amalan rahasia Rasulullah

Ilustrasi pengemis buta

Ilustrasi pengemis buta

Di sudut pasar Madinah, ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.”

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Namun setiap pagi, Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendatanginya dengan membawakan makanan. Tanpa berucap sepatah kata pun, Rasulullah menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu, sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Muhammad, orang yang selalu ia caci maki dan sumpah serapahi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah, praktis tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari, Khalifah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkunjung ke rumah anaknya Aisyah, yang merupakan istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Abu Bakar bertanya kepada anaknya itu, “anakku, adakah kebiasaan Rasulullah yang belum aku kerjakan?”

Aisyah menjawab, “wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu pun kebiasaannya yang belum ayah lakukan, kecuali satu saja.”

Abu Bakar terkejut, karena ia merasa sudah mengetahui semua kebiasaan Rasulullah semasa hidupnya.

“Apakah Itu?” tanyanya penasaran.

Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara

“Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana,” jawab Aisyah.

Maka, keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu lalu memberinya makan. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “siapakah kamu?”

Abu Bakar menjawab, “aku orang yang biasa.”

“Bukan. Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu dengan ketus. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku.”

Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,  “aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.”

Seketika itu juga,  si pengemis Yahudi terkejut . Ia pun menangis mendengar penjelasan Abu Bakar, dan kemudian berkata, “benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikit pun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. ”

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar saat itu juga dan sejak itu ia menjadi Muslim.
Nasehat amalan rahasia

Kisah amalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan amalan tetangga lelaki Arab Saudi yang tidak pernah shalat, adalah amalan rahasia yang hampir sama.

Baca Juga: RSIA Indonesia di Gaza, Mimpi Maemuna Center yang Perlahan Terwujud

Wartawan Fachriy Aboe Syazwiena teringat dengan nasehat Syaikh Rajihi di kelasnya.

“Usahakan, ya ikhwan,” kata Syaikh Rajihi, “kalian mesti memiliki amal rahasia yang hanya Allah dan engkau saja yang tahu. Ini akan membantu kalian mengarungi dunia dan negeri akherat.”

Pemuda tetangga dalam kisah di atas memiliki amal rahasia yaitu memberi makan wanita tua yang merupakan tetangganya. Ia pun berteman dengan orang shaleh yang merupakan wasilah menuju husnul khatimah-nya.

Dan memberi makan pengemis Yahudi buta setiap pagi, ternyata menjadi amalan rahasia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

“Sungguh, banyaklah berteman dengan orang-orang shaleh, penghafal Al-Quran, dan lainnya,” pesan Syaikh. (T/P001/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Disari dari beberapa sumber.

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Tausiyah
Kolom
Kolom
Kolom