Amien Rais Yakin Penyerangan Pemuka Agama Ada Dalangnya

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),

Jakarta, MINA – Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais meyakini adanya dalang di balik penyerangan terhadap sejumlah di berbagai daerah yang marak terjadi belakangan ini.

“Kalau melihat cara pelaku memilih korbannya, diperkirakan ada dalangnya. Dalangnya ini harus segera ditemukan. Tapi kalau melihat kasus yang menimpa Novel Baswedan, sudah lama pelaku yang mencelakakan Novel masih juga tidak ditemukan,” ujar Amien kepada MINA di Gedung DDII, Jakarta, Selasa (20/2).

Padahal, kata dia, dipuji oleh dunia Internasional melalui pengungkapan para pelaku Bom Bali yang tertangkap dengan cepat. Juga pelaku Bom JW Marriot juga tertangkap dalam beberapa hari saja. Padahal ini (penyerangan pemuka agama) adalah sesuatu yang lebih mudah malah jadi ruwet.

Seperti diberitakan media-media nasional, rentetan kasus yang terjadi adalah di Jawa Barat, kasus penganiayaan terhadap ulama terjadi di waktu dan tempat yang berdekatan. Kasus pertama terjadi kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong).

Ia menjadi korban penganiayaan usai Shalat Subuh di masjid pada Sabtu (27/1). Kemudian muncul kasus baru yang bahkan menyebabkan meninggalnya Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto pada Kamis (2/1) pagi.

Kemudian peristiwa penyerangan seorang pastur di Sleman, Yogyakarta, Ahad (11/1) kemarin. Penyerangan itu menyebabkan Pastur Romo Karl Edmund Prier terluka bersama lima orang lainnya.

Penyerangan ini pun belum ada keterkaitan dengan penyerangan pemuka agama lainnya. Bukan hanya tokoh agama, tempat ibadah pun mengalami teror.

Sebuah klenteng di Karawang, pada Ahad (11/2) mengalami ancaman bom. Kemudian, sebuah masjid di Tuban, mengalami kerusakan kaca pada Selasa (13/2) dini hari.

Yang terakhir, percobaan penyerangan terjadi lagi terhadap KH Hakam Mubarok, yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur terjadi Ahad (18/2). (L/R06/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)