Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ANAK GAZA BACAKAN PUISI UNTUK AYAHNYA DI HARI PERTAMA SEKOLAH

Fauziah Al Hakim - Senin, 15 September 2014 - 17:22 WIB

Senin, 15 September 2014 - 17:22 WIB

1650 Views ㅤ

bsnews.info

gaza-children4-300x221.jpg" alt="bsnews.info" width="300" height="221" /> bsnews.info

Gaza City, 20 Dzulqa’dah 1435/15 September 2014 (MINA) – Ratusan ribu anak-anak Palestina kembali ke sekolah pada Ahad kemarin. Salah satu murid, Azhar membacakan puisi untuk mengenang ayahnya yang terbunuh dalam serangan Israel.

“Ayah, apa yang harus aku katakan, jika aku mengatakan aku mencintaimu itu tidak cukup,” kata Azhar, siswa kelas empat ini. Maan News Agency melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic news Agency (MINA).

“Hari ini adalah hari pertama saya sekolah, meskipun ayah saya jadi korban perang, saya tetap merasa senang,” tambahnya.

Azhar, teman-teman sekelasnya dan setengah juta anak-anak lain di Gaza kembali ke sekolah setelah penundaan tiga minggu akibat konflik 50 hari yang menghancurkan bangunan dan menewaskan lebih dari 2.140 warga Palestina.

Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas

Guru dan kepala sekolah mengatakan, akan fokus dahulu terhadap trauma emosional anak yang masih menderita.

“Kami mendengarkan pengalaman mereka dari musim panas, liburan, beberapa cerita membuat kami tertawa, beberapa membuat kami menangis. Kami mendorong mereka untuk berbicara sebanyak yang mereka bisa,” kata guru Azhar, Rima Abu Khatla.

Ayah Azhar, Tamer Jundiyeh tewas dalam serangan udara di lingkungan Shujaiyeh. Kakek, bibi dan adik-adiknya juga tewas dalam serangan tersebut.

“Aku takut perang akan dimulai lagi,” katanya, mengingat rudal dari pesawat Israel yang melanda rumah dan membunuh ayahnya.
Azhar bergetar saat ia berbicara tentang serangan Israel yang menewaskan kakek dan bibinya.

Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang

“Para korbanr terluka dan tergeletak di depanku, aku sangat takut,” kata bocah berusia sembilan tahun ini.

“Kakek dan bibi Layla tewas, aku melihat mereka di rumahku,” tambahnya.

Siswa lainnya telah kehilangan seragam sekolah setelah rumahnya hancur, kemudian mereka datang ke kelas mengenakan pakaian biasa.

“Kami meninggalkan rumah saat sedang dibom dan ketika kami kembali rumah telah hancur,” kata anak-anak Palestina. (T/P006/R11)

Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda