Hebron, MINA – Anak remaja laki-laki Palestina bernama Fawzi Al-Juneidi telah menjadi simbol protes yang melawan keputusan Presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Al-Juneidi (16) ditahan pada Kamis (7/12) oleh tentara Israel dalam bentrokan di kota Hebron di Tepi Barat dan diseret buta dengan mata ditutup.
Berbicara kepada Anadolu Agency yang dikutip MINA pada Selasa (12/12), pamannya, Rashad Al-Juneidi mengatakan, keponakannya secara tidak sengaja ditahan saat akan membeli barang untuk keluarganya.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Dia dipukuli habis-habisan dan ditahan oleh tentara Israel,” kata Rashad.
Al-Juneidi seharusnya disidang di pengadilan pada Ahad (10/12), tapi keluarga diberi tahu bahwa persidangannya ditunda.
Rashad mengatakan bahwa keponakannya adalah satu-satunya pencari nafkah dari tujuh anggota keluarganya.
“Dia harus meninggalkan sekolah untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarganya,” katanya.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Ia menyerukan kepada pihak berwenang Palestina dan kelompok hak asasi manusia untuk campur tangan menjamin pembebasannya.
Wesam Al-Hashlamon, seorang fotografer Anadolu Agency yang memotret penangkapan remaja Al-Juneidi mengatakan, sejumlah tentara Israel memasang jebakan untuk melempari orang-orang Palestina di Hebron tengah.
“Saat anak laki-laki itu lewat, dia ditahan dan dipukuli habis-habisan oleh tentara,” katanya. “Mereka membantingnya ke tanah, meletakkan sepatu bot mereka di tubuhnya dan menutup matanya sebelum membawanya ke tahanan,” lapor Haslamon.
Menurut LSM Tahanan Palestina, sekitar 300 anak sedang mendekam di penjara Israel dan sekitar 700 anak Palestina diadili pada tahun ini.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Israel adalah satu-satunya otoritas di dunia yang anak-anak diadili di pengadilan militer. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan