New York, MINA – Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, dibunuh oleh sebuah bom yang ditanam dua bulan lalu di wisma tamu tempat tinggalnya di Teheran.
Mengutip pernyataan lima pejabat Timur Tengah yang tidak mau disebut nama, surat kabar tersebut mengatakan, “Bom tersebut telah disembunyikan sekitar dua bulan lalu di wisma tamu tersebut.”
Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, kata kelima pejabat tersebut, setelah dipastikan bahwa Haniyeh berada di dalam kamarnya di wisma tamu tersebut. Middle East Monitor (MEMO) melaporkan.
Bom tersebut menewaskan Haniyeh dan pengawalnya, Rabu (31/7), serta menyebabkan kerusakan pada bangunan tersebut.
Baca Juga: Hamas Kecam Knesset yang Paksakan Kedaulatan atas Tepi Barat
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian pada hari Selasa (30/7).
Berdasarkan pemeriksaan citra satelit, disebutkan bahwa foto yang diduga milik kediaman tempat kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh adalah yang terbaru.
Ada spekulasi bahwa Israel diduga sebagai dalang pembunuhan Haniyeh dalam serangan pesawat tak berawak.
Otoritas pendudukan belum mengomentari pembunuhannya, meskipun Hamas mengatakan dia terbunuh dalam “serangan Zionis”.
Baca Juga: Militer Zionis Kuasai Kompleks Makam Nabi Yusuf di Nablus
Saat kejadian, Pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad Al-Nakhalah, tinggal di sebelah kamar Haniyeh.
“Kamarnya tidak rusak parah, menunjukkan perencanaan yang tepat dalam penargetan Haniyeh,” bunyi laporan.
Pengguna media sosial Iran menunjukkan, wisma tamu tersebut terletak di dekat Kompleks Saadabad di Teheran utara.
Dengan foto-foto terbaru yang memperlihatkan apartemen lantai atas gedung yang rusak.
Baca Juga: 36 Truk Bantuan Yordania Berhasil Masuk ke Gaza
Bagian bangunan yang rusak itu kini telah ditutup dengan terpal, dan puing-puingnya dapat terlihat di tanah.
Ketinggiannya dan lingkungan sekitarnya yang terbuka, membuat bangunan itu mudah terlihat dari jauh. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Tercekik Gas Air Mata selama Serangan Israel di Nablus