Manbij, MINA – Ghazwan Al-Atman mengira dia telah menemukan perlindungan di Manbij setelah bertahun-tahun mengungsi, tetapi dia sekarang khawatir keluarganya akan terusir sekali lagi karena serangan gencar Turki yang mengancam kota Suriah tersebut.
Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki telah berulang kali bersumpah untuk melancarkan serangan baru di Suriah utara, dalam apa yang dia katakan sebagai operasi untuk melindungi negaranya dari milisi Kurdi yang telah melakukan pemberontakan selama beberapa dekade melawan negara Turki.
Dikutip dari The New Arab, Turki telah melancarkan serangkaian serangan di Suriah dalam enam tahun terakhir, terakhir pada 2019, ketika Turki melakukan serangan udara dan darat yang luas terhadap milisi Kurdi, setelah mantan presiden AS Donald Trump menarik pasukan Amerika.
“Orang-orang kami benar-benar kelelahan,” kata Atman. Ia berdiri di toko sepatunya yang kosong di pusat kota Manbij, yang terletak hanya 30 kilometer (kurang dari 20 mil) dari perbatasan Suriah dengan Turki.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Kami menikmati keselamatan dan keamanan di sini. Sekarang, kami tidak tahu harus pergi ke mana,” katanya.
Pasar tempat ia mendirikan toko biasanya ramai dengan pelanggan, tetapi kini telah berkurang menjadi sedikit.
Atman mengatakan, keluarganya menetap di Manbij pada 2018 setelah mengungsi “empat atau lima kali”.
Pria berusia 43 tahun itu membangun rumah dan mendirikan bisnisnya “dari awal”, tetapi sekarang siap untuk menyelamatkan diri lagi karena dia mengkhawatirkan kehidupan anak-anaknya.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
“Perang telah menghancurkan saya. Yang kami inginkan hanyalah stabilitas di negara ini,” katanya.
Ancaman serangan baru telah meningkat, dengan Turki mengatakan pada hari Kamis, 21 Juli 2022, bahwa pihaknya tidak pernah meminta “izin untuk operasi militer kami” meskipun gagal mendapatkan lampu hijau dari Rusia dan Iran pekan ini.
Media Turki mengatakan, operasi potensial tidak mungkin dilakukan sebelum akhir Agustus atau awal September.
Analis telah memperingatkan serangan terhadap Manbij yang berpenduduk padat akan menyebabkan perpindahan massal dan penderitaan. (T/RI-1/R1)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
Mi’raj News Agency (MINA)