Tel Aviv, 25 Dzulqa’dah 1435/20 September 2014 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangannya Yair Lapid dalam beberapa hari terakhir menyepakati rancangan anggaran belanja negara pada 2015 yang masih kontroversial di parlemen.
Salah satu yang disepakati kedua pihak adalah naiknya anggaran belanja untuk militer tahun depan sebesar enam miliar shekel (sekitar 20 triliun rupiah) dari anggaran pada tahun ini yang mencapai lebih dari 51 miliar shekel, media Israel Haaretz yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Menurut media itu, defisit anggaran akan dinaikkan sebesar sembilan miliar shekel (sekitar 29,6 triliun rupiah), dari 2,5 persen menjadi 3,4 persen.
Kedua pihak berjanji tidak ada pajak baru atau pemotongan belanja pada 2015, namun Kantor Pajak akan menegakkan hukum pajak yang lebih ketat.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Kesepakatan dicapai dalam pembicaraan antara pejabat senior Israel di Netanyahu dan tokoh dekat Lapid. Pada Ahad, Netanyahu dan Lapid akan bertemu secara pribadi untuk membahas perjanjian.
Sebelumnya, muncul perdebatan di antara petinggi Israel mengenai berapa banyak biaya yang ditanggung dalam agresi militer terbarunya ke Jalur Gaza “Operation Protective Edge” yang memiliki dampak praktis terhadap anggaran entitas itu.
Radio Israel melaporkan Senin kemarin, sebagai akibat dari perkiraan yang lebih rendah dari biaya perang, Kementerian Keuangan tidak mungkin memberikan semua uang yang diperlukan Kementerian Pertahanan untuk memenuhi biaya perang terbaru di Jalur Gaza selama 51 hari itu.
Moshe Ya’alon, Menteri Pertahanan Israel mengatakan, operasi militer terbarunya ke Gaza setidaknya menghabiskan biaya sembilan miliar Shekel. Biaya operasi itu diperlukan untuk penggunaan berlebihan bahan peledak, mesin dan kendaraan militer, termasuk sistem pertahanan Iron Dome.(T/R04/R05)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza