Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Komisi I DPR RI : Harus Kompak Agar Israel Tunduk

Rana Setiawan - Senin, 31 Juli 2017 - 00:02 WIB

Senin, 31 Juli 2017 - 00:02 WIB

269 Views

Sukamta, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI.(Foto: DPR)

sukamta.jpg" alt="" width="462" height="306" /> Sukamta.(Foto: DPR)

 

Jakarta, MINA – Setelah Israel melepas kamera pengawas dan detektor logam di Masjid Al-Aqsha, kini Israel berulah kembali dengan menghalang-halangi umat Islam berkumpul dan melakukan shalat Jumat di sana.

Sukamta, anggota Komisi I DPR RI, menyatakan, Israel ini memang tidak bisa dihadapi secara sporadis dan reaktif saja. “Kita harus optimis Israel bisa ditundukkan, syaratnya perjuangan harus dilakukan secara menyeluruh, terus-menerus dan kompak,” kata Sukamta kepada MINA di Jakarta, Ahad (30/7).

Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pelayanan Luar Negeri ini menegaskan, sekarang momen paling krusial untk melakukan revitalasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan negara-negara Islam atau negara yang anggotanya berpenduduk mayoritas Islam.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Menurutnya, Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri atau Presiden sendiri perlu lebih menggalang lagi negara-negara yang masih bisa diharapkan memberikan komitmen secara kompak untuk penyelesaian masalah ini.

“Sebelumnya saya mengapresiasi Menlu Retno yang bekerja keras menggalang kekuatan yang bisa membantu menyelesaikan masalah Palestina khususnya Al-Aqsha ini. Namun langkah-langkah yang diambil perlu lebih strategis lagi. Misalnya Indonesia perlu mengambil inisiatif kepemimpinan di garda terdepan untuk menggalang semua kekuatan. Semua retorika harus diwujudkan dalam langkah-langkah sistematis dan terstruktur untuk menyelesaikan masalah Al-Aqsha dan Palestina secara keseluruhan,” ujarnya.

Sukamta juga mengatakan, Pemerintah RI harus bisa memberi contoh kepada dunia internasional baik melalui forum PBB dan forum OKI agar lebih konkrit melawan kezaliman Israel ini secara komprehensif.

Tindakan boikot Israel seperti dulu pernah dilontarkan oleh Presiden Jokowi juga bisa jadi pertimbangan. Negara-negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel juga perlu diwacanakan untuk kemungkinan memboikot Israel dengan menghitung nilai strategisnya, lebih merugikan atau menguntungkan demi kemerdekaan Palestina

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Selain itu, lanjut dia, desakan di Yordania agar memutus hubungan diplomatik dengan Israel cukup menarik. “Bisa saja pemboikotan secara kompak akan membuat Israel jera dan mau mengikuti keputusan internasional seperti resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB,” tegas Doktor jebolan Salford University, Manchester ini.

Jumat lalu (14/7) Otoritas Pendudukan Israel menutup total Masjid Al-Aqsha, umat Islam dilarang melaksanakan shalat Jumat dan mengumandangkan adzan. Kejahatan ini adalah pertama dalam sejarah pendudukan Israel selama 50 tahun menguasai Masjid Al-Aqsha, sejak tahun 1967.

Sejak saat itu, Israel juga melakukan tindakan pembatasan beribadah di Masjid Al-Aqsha bagi warga Muslim Palestina dengan memasang pintu detektor logam, kamera pengawas, dan pagar besi di gerbang masuk Komplek Al-Aqsha.

Hal ini memicu kemarahan rakyat Palestina, mereka menggelar aksi protes di Tepi Barat, Al-Quds, Gaza, dan Palestina jajahan 48, mengakibatkan bentrokan dengan pasukan bersenjata lengkap Israel tak terhindarkan.

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Pusat Informasi Palestina melaporkan, sebanyak 15 warga Palestina gugur dan 1.400 lainnya luka-luka akibat bentrokan dalam aksi protes pembatasan Israel di Masjid Al-Aqsha, yang digelar di wilayah Palestina antara 14 hingga 28 Juli 2017.(L/R01/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

Rekomendasi untuk Anda