Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota OPEC+ Dukung Pengurangan Produksi Setelah Tuduhan AS

siti aisyah - Selasa, 18 Oktober 2022 - 11:04 WIB

Selasa, 18 Oktober 2022 - 11:04 WIB

6 Views ㅤ

Kantor Organisasi Negera Pengekspor Minyak (OPEC). (Foto: dok. VOA Indonesia)

Riyadh, MINA – Negara-negara anggota OPEC+ mendukung pemotongan tajam pada target produksi yang disepakati bulan ini, MEMO melaporkan, Selasa (18/10).

Keputusan itu, setelah Gedung Putih meningkatkan perang kata-kata dengan Arab Saudi, dan menuduh Riyadh memaksa beberapa negara lain mendukung langkah tersebut.

Amerika Serikat, pekan lalu mengatakan pemotongan itu akan meningkatkan pendapatan asing Rusia, dan itu telah direkayasa untuk alasan politik oleh Arab Saud, yang pada Ahad (16/10) membantah mendukung Moskow dalam invasi ke Ukraina.

Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz mengatakan, Kerajaan bekerja keras untuk mendukung stabilitas dan keseimbangan di pasar minyak, termasuk membangun dan mempertahankan kesepakatan aliansi OPEC+.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris

OPEC+ terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, termasuk Rusia.

Menteri Pertahanan Saudi, putra Raja Salman, Pangeran Khalid bin Salman, juga mengatakan keputusan 5 Oktober untuk mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari (bph) – meskipun pasokan di pasar minyak terbatas – adalah bulat dan didasarkan pada faktor ekonomi.

Komentarnya didukung oleh menteri dari beberapa negara anggota OPEC+, termasuk Uni Emirat Arab.

Menteri Energi UEA, Suhail Al-Mazrouei, menulis di Twitter: “Saya ingin mengklarifikasi bahwa keputusan OPEC+ terbaru, yang disetujui dengan suara bulat, adalah keputusan teknis murni, tanpa niat politik apa pun.”

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Komentarnya mengikuti pernyataan dari pemasar minyak negara Irak, SOMO.

“Ada konsensus lengkap di antara negara-negara OPEC+ bahwa pendekatan terbaik … adalah pendekatan pre-emptive yang mendukung stabilitas pasar dan memberikan panduan yang diperlukan untuk masa depan,” kata pernyataan SOMO.

Kepala Eksekutif Kuwait Petroleum Corporation, Nawaf Saud Al-Sabah juga menyambut baik keputusan OPEC+ dan mengatakan negara itu ingin mempertahankan pasar minyak yang seimbang.

Menteri Energi Aljazair, Mohamed Arkab menyebut keputusan itu “bersejarah” dan mengatakan bahwa dia dan Sekretaris Jenderal OPEC, Haitham Al Ghais menyatakan keyakinan penuhnya, Ennahar TV Aljazair melaporkan.

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (17/10), Arkab mengatakan, keputusan OPEC+, adalah “respons murni teknis berdasarkan pertimbangan ekonomi murni”.

Persediaan minyak di negara-negara ekonomi utama lebih rendah daripada ketika OPEC telah memangkas produksi di masa lalu. Beberapa analis mengatakan bahwa volatilitas baru-baru ini di pasar minyak mentah dapat diatasi dengan pemotongan yang akan membantu menarik investor.(T/R6/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional