Jenewa, MINA – Anggota Parlemen Eropa, Margaret Oken mengatakan, otoritas pendudukan Israel banyak melakukan pembatasan terhadap kegiatan wartawan Palestina, yang menunjukan ketidakmampuan Eropa mengambil tanggung jawab menghadapi pelanggaran Israel.
Oken menyatakan ini dalam seminar virtual “Pemantau Hak Asasi Manusia Eropa-Mediterania” dan organisasi pembela kebebasan pers “Reporters Without Borders“ (Wartawan Tanpa Batas), sebagai bagian dari kampanye tekanan dan advokasi menuntut pendudukan. Quds Press melaporkan, Rabu (26/1).
“Sangat jelas para wartawan dihukum karena melakukan pekerjaan mereka, dan ini adalah salah satu pelanggaran brutal Israel terhadap media dan wartawan, dan ini adalah bagian dari pelanggaran terkait apartheid pendudukan terhadap Palestina,” ujarnya.
Sabreen Banawi (Kepala Biro Timur Tengah dari Reporters Without Borders), Muhammad Shehadeh (Program and Communication Officer di Euro-Mediterranean Monitor), serta wartawan Palestina Majdoul Hassouna dan Thaer Fakhoury, tercatat sebagai awak media yang dilarang bepergian oleh pendudukan Israel serta dilarang berpartisipasi dalam seminar-seminar.
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel
Banawi mengatakan, perlakuan pembatasan pada para wartawan Palestina adalah praktik sewenang-wenang Israel atas nama “keamanan nasional.”
Shehadeh mengatakan, organisasinya akan melanjutkan upayanya di Parlemen Eropa dan Komisaris Tinggi PBB Hak Asasi Manusia untuk menuntut tekanan pada Israel agar mencabut pembatasan perjalanan dan pergerakan pada wartawan Palestina.
Sedikitnya 20 anggota parlemen di Parlemen Eropa, dalam petisi yang diluncurkan oleh “Euro-Mediterania” dan “Wartawan Tanpa Batas”, menyerukan Israel untuk menghormati kebebasan bergerak wartawan Palestina, dan untuk mencabut semua bentuk larangan perjalanan sewenang-wenang terhadap mereka. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti