Damaskus, 19 Syawal 1434/26 Agustus 2013 (MINA) – Seorang anggota parlemen Inggris dari Partai Bradford, George Galloway mengatakan Israel telah memberikan senjata kimia kepada pihak oposisi untuk melakukan perang sipil di Suriah.
“Ini teori saya, Israel memberi mereka senjata kimia. Jika ada korban di Suriah yang terkena senjata kimia, itu adalah oposisi yang menggunakannya,” kata Galloway.
Galloway mengklaim beberapa media (Al Jazeera TV di Qatar dan Reuters) menerbitkan berita pembantaian dengan menggunakan senjata kimia di wilayah Ghouta, Damaskus satu hari sebelum peristiwa pembantaian itu terjadi.
Menurut laporan, puluhan video diupload sebelum peristiwanya terjadi. Mereka menunjukkan bukti para korban (termasuk wanita dan anak-anak ) yang dibantai. Lalu mereka mengklaim bahwa hal itu dilakukan oleh pemerintah Suriah.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Pertanyaannya adalah mengapa pemerintah Suriah dan tentaranya melakukan pembunuhan massal dengan menggunakan senjata kimia ketika para peneliti dari PBB mengunjungi negara itu untuk menyelidiki penggunaan senjata seperti?
Galloway myakini bahwa Israellah yang menyewa tentara bayaran untuk melakukan tragedi itu dan pemerintah Bashar al Assadlah yang dijadikan sasaran fitnahnya.
Hal itu juga pernah mereka lakukan ketika terjadi konflik di Lybia dan kemudian mereka menuduh pemerintah Lybia dibawah Mu’ammar Qaddafi melakukan hal itu kepada rakyatnya.
Al Jazeera TV menerbitkan berita tentang penggunaan senjata kimia dalam sebuah serangan tang dilakukan tentara pemerintah Suriah,. media Shafaqna melaporkan seperti dipantau Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Sebuah situs Youtube ‘SHAMSNN’ mengupload video sebuah serangan yang dituduhkan dilakukan pemerintah dengan menggunakan senjata kimia di wilayah Ghouta, Jobar, Ain Tarma, Zamalka, dan Muaddamiyah pada 20 Agustus sekitar 03:30 pagi.
Pada saat yang sama, mereka menuduh pemerintah Suriah dan tentaranya melakukan serangan dengn senjta kimia pada 21 Agustus. Sekarang, jika serangan terjadi pada pada tanggal 21 Agustus , tidak mungikin mereka bisa merekam kejadiaannya pada 20 Agustusnya.
Sementara itu, Menteri Informasi Suriah Omran al-Zoubi mengtkn bahwa sat ini ada beberapa media yang melakukan kampanye kebohongan dengan memfitnah pihak-pihk tertentu. Al-Jazeera, Al-Arabiya, Sky News dan lain-lain yang terlibat dalam mendukung oposisi di Suriah.
Hal ini akan semakin memperkeruh suasana mengingat para peneliti PBB sedang menjalankan misinya untuk menyelidiki pihak mana yang telah menggunakan senjata kimia. (T/P04/P02/R2).
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain