Oleh Muhammad Husein, wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jalur Gaza, Palestina.
Disebabkan kondisi kerusakan yang merajalela di gereja gereja Katolik, agama mayoritas warga Eropa abad ke 16 Masehi. Maka, muncullah gerakan reformasi keagamaan yang dipimpin oleh Martin Luther (1483-1546) dan mengajak untuk sesegara mungkin meninggalkan gereja sebagai mediasi antara penganut Kristen dengan Tuhan mereka.
Maka demi mendukung posisi mereka dalam menghadapi para pimpinan gereja gerja Katolik, para reformis tersebut mempelajari kembali kitab Taurat atau yang juga dikenal dengan nama Perjanjian Lama, dan mencari pembenaran doktrin sehingga memungkinkan mereka untuk mendebat para petinggi gereja Katolik.
Tanpa direncanakan sebelumnya, para reformis Katolik yang pada akhirnya lebih dikenal dengan Kristen Protestan, malah mulai berkenalan dengan banyak keyakinan agama Yahudi dan menerima keyakinan keyakinan tersebut, seperti: bahwa Yahudi adalah bangsa yang dipilih oleh Tuhan, dan Palestina adalah tanah yang dijanjikan.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Mereka pun mulai meyakini ideologi milienium ketiga bahwa Tuhan tidak akan mengutus Sang Messiah yang dinantikan, hingga bangsa Yahudi dapat kembali ke tanah Palestina.
Dari sinilah awal mula berubahnya para pimpinan aliran protestan kepada misi mengembalikan bangsa yahudi ke tanah Palestina, bahkan sejak abad ke-16 Masehi mereka mulai melakukan berbagai ekspedisi ke palestina untuk membuktikan bahwa kisah kisah yang mereka baca dalam kita taurot itu benar adanya.
Itulah mengapa warga Amerika yang mayoritas menganut Kristen Protestan adalah aliran kristen yang paling menunjukan rasa empatinya kepada warga Yahudi. Sebab ini jugalah yang menyebabkan Amerika Serikat sangat kukuh dalam mendukung pendirian negara Israel.
Berbagai Kemunculan aliran Protestan tersebut memiliki ikatan dengan apa yang saat ini disebut dengan “Zionis non-Yahudi”. Zionis Non-Yahudi merupakan seluruh bangsa non-Yahudi, akan tetapi bekerja dan mendukung proyek Zionisme dengan latar belakang keyakinan agama.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Mereka dari unsur negara ataupun perorangan, menggunakan seluruh daya, upaya, dan kemampuan mereka dalam mendukung negara Israel, serta menguatkan dan meningkatkan keamanannya dari ancaman negara negara Arab dan Muslimin.
Maka Zionis non-Yahudi adalah setiap orang yang bukan berasal dari bangsa Yahudi, akan tetapi percaya dan bekerja untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina dan mendukung eksistensinya hingga hari ini. (L/K02/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat