Renungan Zanjabil #46
Oleh Prof. Madya Dr. Abdurrahman Haqqi, Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam
KHIDIR AS, mantan panglima perang Iskandar Zulkarnain, raja mukmin yang mengelilingi dunia, diminta oleh Nabi Musa AS untuk menjadi guru baginda. Nabi Musa AS mau menuntut ilmu dari seorang hamba yang salih.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Nabi Musa dengan sopan santun sebagai calon murid berkata kepada Nabi Khidir maksudnya: “Nabi Musa berkata kepadanya: Bolehkah aku mengikutmu, dengan syarat engkau mengajarku dari apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu, ilmu yang menjadi petunjuk bagiku?” (Surah al-Kahfi: 66)
Dengan senang hati Khidir menerima baginda tapi juga dengan syarat maksudnya, “Ia menjawab: “Sekiranya engkau mengikutku, maka janganlah engkau bertanya kepadaku akan sesuatupun sehingga aku ceritakan halnya kepadamu.” (Surah al-Kahfi: 70)
Sebelumnya, Khidir sudah memberi tahu Musa AS, berkat ilmu ladunninya, bahawa Musa tidak akan dapat bersabar dengannya yang dijawab Musa aku pasti sabar.
Dengan diterimanya Musa sebagai murid Khidir yang terakhir disebut telah melockdown yang pertama disebut dalam menuntut ilmu. Dengan perkataan lain, Khidir lockdown Musa dengan jangan tanya apa saja yang baginda lakukan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Malangnya apa yang dikatakan Khidir terbukti benar.
Ketika Khidir merusak kapal dengan membocorkannya, Musa berkata maksudnya, “Sesungguhnya engkau telah melakukan satu perkara yang besar.” (Surah al-Kahfi: 71)
Ketika Khidir membunuh seorang budak, Musa mempertikaikannya maksudnya: “Patutkah engkau membunuh satu jiwa yang bersih, yang tidak berdosa membunuh orang? Sesungguhnya engkau telah melakukan satu perbuatan yang mungkar!” (Surah al-Kahfi: 74)
Ketika Khidir membangun rumah dua anak yatim tanpa upah manakala mereka tidak diberi makan oleh penduduk kampung tersebut ketika mereka meminta makanan. Musa pun menyayangkannya dan berkata maksudnya: “Nabi Musa berkata: “Jika engkau mahu, tentulah engkau berhak mengambil upah mengenainya!” (Surah al-Kahfi: 77)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Tiga kesilapan Musa dalam peraturan menuntut ilmu yang dibuat Khidir, membuat Khidir menghentikan proses pembelajaran atas kesedaran Musa AS. Berkata Musa maksudnya: “Nabi Musa berkata: “Jika aku bertanya kepadamu tentang sebarang perkara sesudah ini, maka janganlah engkau jadikan daku sahabatmu lagi; sesungguhnya engkau telah cukup mendapat alasan-alasan berbuat demikian disebabkan pertanyaan-pertanyaan dan bantahanku”. (Surah al-Kahfi: 76)
Kemudian Khidir memberitahukan hikmah semua yang baginda lakukan. Raja yang merampas kapal-kapal yang bagus; anak yang akan kufur dan derhaka kepada orang tua; dan rumah milik dua orang anak yatim di mana di dalamnya ada harta karun mereka.
Nabi Muhammad SAW bersabda mafhumnya: “Semoga Allah menganugerahkan rahmat kepada Musa AS. Tentu, kita sangat menginginkan sekiranya Musa dapat bersabar sehingga kita memperoleh cerita tentang urusan keduanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Wallahu a’lam. Semoga bermanfa’at.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Bandar Seri Begawan, 04/05/2020. (A/AH/RS2/
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang