Kairo, 10 Syawal 1435/6 Agustus 2014 (MINA) – Sebuah aplikasi game baru yang memungkinkan pengguna untuk “membom Jalur Gaza”, menghadapi banyak kritikan sehingga akhirnya diturunkan dari Google Play.
“Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia,” tulis Iqbal Iqra di bagian review game online, menambahkan bahwa itu adalah “kekejian”, The Independent melaporkan sebagaimana dikutip On Islam yang berbasis di Kairo, Selasa (5/8), dan juga disiarkan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Saudara-saudara yang terkasih meninggal di Gaza dan beberapa orang bodoh memutuskan untuk membuat game seperti ini,” tulis Iqbal.
Aplikasi ini pertama kali diunggah pada 29 Juli yang kemudian diinstal hingga 1.000 kali.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Menghadapi kritikan besar, Google memutuskan menurunkan game itu dari Google Play pada Senin malam, 4 Agustus.
Pengamat menyatakan bahwa rating yang tinggi adalah “tidak pantas”, pengguna mengatakan pertandingan itu merupakan “permainan kacau” dan “menjijikkan”.
Reaksi telah meluas ke situs media sosial dengan menyuarakan keprihatinan mereka ke Twitter.
Pengguna Twitter, Elliott Clarkson menulis “proses persetujuan Google Play ini tidak ada. Jadi bagaiman permainan seperti Bom Gaza lolos?”
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
“Game Bomb Gaza” ini bukan satu-satunya permainan yang tersedia di Google Play yang menyajikan pemboman Gaza, termasuk game “Iron Dome”, “Assault Gaza: Code Red” yang menuntut penggunanya untuk “mengamankan wilayah” dengan mengambil kontrol “sebuah UAV Israel yang dilengkapi dengan senjata ampuh dalam upaya mengamankan wilayah tersebut”.
Seorang juru bicara dari Google mengatakan bahwa perusahaan tidak mengomentari aplikasi tertentu, tetapi “menghapus aplikasi dari Google Play yang melanggar kebijakan kami”.
Permainan muncul di saat Israel selama empat minggu terus menyerang Jalur Gaza, Palesina, yang dimulai 7 Juli lalu.
Pasukan pendudukan Israel memulai invasi darat mengepung Gaza, empat tinggal bagi dua juta warga sipil, pada Kamis 17 Juli.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Para pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 1.868 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, telah syahid dan hampir 10.000 terluka sejak Israel melancarkan perang di jalur yang terkepung.
Militer Israel telah mengkonfirmasi tewasnya 64 tentaranya dan cedera 651 orang dalam operasi tempur Gaza, sementara tiga warga sipil tewas dalam serangan roket ke kota-kota Israel.
Adapun sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam menyatakan bahwa Mujahidin telah menewaskan lebih dari 150 perwira dan prajurit Israel selama baku tembak di luar aksi penghadangan terhadap sejumlah tank yang juga menyebabkan ratusan tentara penjajah luka-luka dan sebagian besar dari mereka luka parah.
Sementara Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islami, dalam keterangan resminya menyatakan berhasil, menewaskan 28 tentara Israel, di antaranya perwira, selama peperangan yang mereka beri sandi “Bunyan Al Marshus” tersebut. (T/P09/IR)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya