Paris, MINA – Upacara Pembukaan Olimpiade di tepi Sungai Seine, Paris, Jumat (26/7) menuai kritik dan kontroversi dari berbagai kalangan, karena menampilkan kelompok gay (LGBT) Drag Queen.
Pada pertunjukan yang diperagakan oleh Drag Queen, kelompok gay pria yang mengenakan pakaian wanita dan memakai riasan, memerankan “Perjamuan Terakhir” yang menggambarkan Kristus dalam ajaran Kristen, dan diduga menghina suatu keyakinan agama.
Di hadapan banyak tamu, delegasi negara peserta, dan penonton, delegasi peserta memasuki Olimpiade dengan mengibarkan bendera di atas perahu yang melintasi Sungai Seine, dengan diikuti atlet dari 205 negara di 85 perahu.
Hal ini bertepatan dengan pertunjukan seni khas di sungai yang diikuti 6.800 atlet di depan bangunan bersejarah di ibu kota Prancis. Middle-East Online (MEO) melaporkan, Sabtu (27/7).
Baca Juga: Universitas AS dan Kanada Sewa Perusahaan Keamanan Israel untuk Redam Aksi Pro-Palestina
Pertunjukan dalam upacara tersebut mendapat kritik keras, karena ada yang menganggap bahwa itu termasuk promosi homoseksualitas (gay) bagian dari LGBT, dan menampilkan lukisan “Perjamuan Terakhir” (The Last Supper) karya Leonardo da Vinci.
Penggambarkan Kristus bersama murid-muridnya saat makan melalui pertunjukan orang-orang gay merupakan penghinaan bagi agama Kristen.
Kritik keras dilontarkan Uskup Perancis, melalui pernyataan di akun Gereja Katolik Perancis di platform X.
Pernyataan tersebut berbunyi, “Sayangnya, konser ini berisi adegan-adegan yang mengejek agama Kristen, dan kami menghadapi situasi ini dengan kesedihan yang mendalam.”
Baca Juga: Qatar Komitmen Lanjutkan Mediasi Gencatan Senjata di Gaza
Pernyataan Gereja menambahkan, “Pikiran kami pagi ini tertuju pada umat Kristiani di seluruh benua yang tersakiti oleh sikap berlebihan dan provokasi dalam beberapa adegan.”
Pernyataan menekankan perlunya menyadari dalam kerangka penghormatan terhadap keyakinan agama, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pertunjukkan, karena dapat meninggalkan dampak mendalam di hati para atlet dan penonton.
Kritikan lain datang dari anggota Parlemen Eropa Perancis Marion Maréchal, yang berasal dari sayap kanan, berkata, “Kepada semua umat Kristiani di dunia yang merasa terhina oleh parodi Perjamuan Terakhir pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, ketahuilah bahwa ini adalah bukan Perancis yang berbicara, namun kelompok minoritas sayap kiri yang melakukan provokasi.”
Maréchal, yang merupakan keponakan dari pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, menjelaskan insiden ini tidak mewakili dirinya, dan dia menulis dalam postingannya di platform X dan Sama yang mengatakan, “Bukan atas nama saya.”
Baca Juga: Israel Lakukan 150 Pelanggaran Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hezbollah Lebanon
Adapun Laure Lavalette, perwakilan dari Partai Reli Nasional, melalui akunnya di platform X mengatakan secara terbuka kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron, “Tuan Presiden Republik, kami semua sangat senang dengan Olimpiade Paris 2024 dan saya tidak ingin berbicara tentang politik malam ini. Tapi benarkah ini perlu?”
Dalam postingan di akunnya di platform yang sama, pengacara Prancis Fabrice de Visio mengumumkan, ia akan mengajukan pengaduan resmi pada 29 Juli terhadap perwujudan lukisan “Perjamuan Terakhir” Kristus dan murid-muridnya melalui pertunjukan Drag Queen saat pembukaan Olimpiade.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran Siap Dukung Tentara Suriah dan Irak