Arab Saudi Ingin Jalin Kerja Sama dengan Israel, Presidium AWG Ajak Muslimin Tetap Optimis

Jakarta, MINA – Anggota Presidium Aqsa Working Group () menegaskan umat Islam tidak boleh lemah dan jangan mudah putus asa, atas semua upaya Zionis Israel dalam membangun dukungan dari negara-negara Islam melalui hubungan berlabel kerjasama.

Hal tersebut menyikapi pernyataan Arab Saudi yang siap menormalkan hubungan dengan Israel, berdasarkan proposal inisiatif Arab 2002 untuk perdamaian.

“Bismillah, Allah akan menolong ketika kita hanya bersandar kepada-Nya, bukan kepada Mahluk. Biarkan Saudi, Uni Emirat Arab, bahkan seluruh dunia menjalin hubungan dengan Yahudi Israel. Selama kita bersandar kepada Allah, kita pasti kuat dan menang,” ujarnya kepada MINA, Rabu (15/12).

Ia juga mengajak kaum Muslimin harus tetap fokus dalam menggalang persatuan umat untuk membela Al-Aqsa.

“Kita jadikan ini sebagai momentum untuk kita lebih bersemangat dalam berjuang,” katanya.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan harian Arab News yang berbasis di Riyadh, perwakilan permanen kerajaan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Abdallah Al-Mouallimi, mengatakan Riyadh berkomitmen pada Inisiatif Arab untuk perdamaian, yang menyerukan diakhirinya pendudukan Israel atas semua wilayah Arab yang diduduki.

“Posisi resmi dan terbaru Saudi adalah bahwa kami siap untuk menormalkan hubungan dengan Israel, segera setelah Israel menerapkan elemen inisiatif perdamaian Saudi yang dipresentasikan pada tahun 2002,” kata Al-Mouallimi. Demikian Anadolu Agency melaporkan pada Selasa (14/12).

Setelah menerapkan inisiatif, ia menambahkan, Israel akan mendapat pengakuan “tidak hanya dari Arab Saudi tetapi seluruh dunia Muslim, 57 negara dari Organisasi Kerjasama Islam.”

“Waktu tidak berubah benar atau salah. Pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah salah, tidak peduli berapa lama itu berlangsung,” kata diplomat itu.

Bulan lalu, media Israel melaporkan bahwa delegasi dari sekitar 20 pemimpin Yahudi Amerika telah mengunjungi Arab Saudi dan bertemu dengan pejabat senior di sana, termasuk setidaknya enam menteri pemerintah dan perwakilan senior dari rumah kerajaan Saudi, dalam upaya meninjau kemungkinan membangun hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv.

Arab Saudi telah berulang kali menegaskan kembali komitmennya terhadap parameter Arab untuk perdamaian dengan Israel, yang terungkap dalam Inisiatif Arab yang diusulkan Saudi 2002.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (L/cha/B04/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.