Arab Saudi Mulai Uji Coba Terima Jamaah Umrah

Makkah, MINA – Pemerintah Arab Saudi mulai melakukan ujicoba menerima internasional salah satunya Jamaah Umrah . Pekan lalu, 224 jamaah umrah dari Indonesia mendarat di Jeddah, dalam rombongan tersebut ikut para pengurus Asar Travel, biro perjalanan haji dan umrah bermarkas di Depok.

Direktur Asar Travel, Widoyo bercerita pengalamannya menjalankan umrah di masa pandemi.

Alhamdulillah, ini berkah dari Allah Jamaah umrah Asar Travel dengan jumlah delapan orang dapat berangkat, kerinduan kepada tanah suci sudah tidak terbendung,” kata Widoyo saat dihubungi di Mekkah, Senin (9/11).

Ia dan rombongan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan negatif Covid-19, ini merupakan syarat untuk keberangkatan umrah.

“Hasil tes hanya berlaku 72 jam, harus mencantumkan tanggal dan jamnya. Karena pemeriksaan dari maskapai sangat ketat keterangan hasil tes tersebut,” jelas Widoyo.

Setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, jamaah diarahkan petugas masuk ke bus menuju hotel dan melakukan karantina selama tiga hari. Hari kedua karantina di hotel dites PCR lagi oleh petugas.

“Kerinduan terhadap kota Mekkah dan Madiah akhirnya terbalas. Hari ke-4, kami dan rombongan melaksanakan umrah. Pelaksanaan umrah, ketua rombongan dari orang Saudi, tidak seperti biasanya Ketua rombongan dari orang Indonesia. Ini adalah permintaan petugas Arab Saudi,” kata Widoyo.

Ia mengatakan, jamaah diatur agar tetap menjaga jarak. Di Masjidil Haram, ada pemisahan antara jamaah umrah dan jamaah melaksanakan shalat. Jaga jarak tetap diterapkan saat melaksanakan thawaf. Masker menjadi wajib dikenakan.

“Thawaf dilakukan perempat baris mengikuti jalur yang dibuat petugas. Kalau yang keluar garis ditegur. Protokol kesehatan di Arab Saudi sangat ketat, Widoyo berpesan agar jamaah yang akan menunaikan umrah di masa pandemi menyiapkan mental,” ujarnya.

“Umrah di masa pandemi Covid-19 tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya, masuk Masjidil Haram dijadwal, penjagaan berlapis-lapis. Jamaah harus sabar dan menyiapkan mental mereka,” kata Widodo.

Selain itu, dokumen juga wajib diperiksa kembali, terutama yang terkait dengan tes PCR. Jangan sampai gagal berangkat hanya karena surat hasil tes PCR tidak mencantumkan tanggal dan jam, atau sudah lewat dari 72 jam sejak tes PCR.

“Selama di Tanah Suci, kami berpesan agar jamaah tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebab ini bagian dari ikhtiar supaya kondisi dalam keadaan sehat dan kembali ke Tanah Air sehat,” ujarnya. (R/R4/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)