New York, 6 Dzulhijjah 1435/30 September 2014 (MINA) – Arab Saudi memperingatkan untuk mewaspadai kemungkinan risiko bergesernya kekerasan di Yaman yang dapat merusak keamanan regional, setelah oposisi bersenjata Houthi menyerbu dan menguasai ibukota Sanaa pekan lalu.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud Al-Faisal, mengatakan di PBB, agar segera mengimplementasikan kesepakatan damai yang ditengahi PBB, dan menurutnya kesepakatan di Sanaa telah dilanggar oleh Houthi.
“Republik Yaman sedang menghadapi situasi yang berkembang dengan sangat serius dan mengharuskan kita bersama-sama memenuhi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu,” kata Pangeran Saud, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
“Kami menyerukan kepada semua pihak untuk segera menerapkan kesepakatan itu dalam totalitasnya dan kami mendesak masyarakat internasional membantu Yaman dengan segala cara yang memungkinkan.”
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Kelompok oposisi Houthi bergerak dari basisnya di pegunungan barat laut menuju ibukota Sanaa bulan lalu, kemudian menguasai lembaga-lembaga kunci negara dengan sedikit perlawanan atau tidak sama sekali pada 21 September.
Berdasarkan kesepakatan perdamaian yang ditandatangani pada hari yang sama, pendukung Houthi seharusnya menarik diri setelah Presiden Abdo Rabbu Mansour Hadi menunjuk nama perdana menteri baru.
Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya mendukung Presiden Hadi yang telah memperingatkan adanya “plot asing” terhadap negaranya.
Pemerintah Yaman telah menuding Iran mendukung oposisi Syiah Houthi, termasuk dugaan adanya pengaruh dari gerakan Hizbullah di Libanon.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Houthi telah berjuang selama bertahun-tahun melawan pemerintah, mereka mengeluh diperlakukan sebagai kelompok yang dipinggirkan.
Kekerasan telah menambah ketidakstabilan di Yaman sejak oposisi menyebabkan pengusiran presiden otokratis Ali Abdullah Saleh dua tahun lalu. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun