Riyadh, 12 Syawal 1436/28 Juli 2015 (MINA) – Sebagian wanita Arab Saudi mulai bepergian dengan sekelompok teman-teman wanitanya setelah peraturan baru mengizinkan wanita bepergian tanpa mahramnya.
Para wanita ini mengatakan, mereka senang melakukan perjalanan bersama sekelompok teman-temannya dan anak-anaknya, Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (28/7).
Pengusaha travel dan pariwisata mengatakan, banyak kelompok perempuan Saudi lebih memilih melakukan perjalanan ke negara-negara Arab seperti Dubai, Mesir dan Bahrain, dan sebagian wanita bepergian ke negara-negara Eropa atau negara-negara non-Arab karena budaya yang berbeda.
Um Ali (30 tahun), bepergian ke luar negeri bersama teman-temannya untuk berbelanja di beberapa kota dunia. Tapi setelah menikah, keinginan anak-anaknya dan suaminya mengubahnya untuk melakukan perjalanan mengunjungi museum dan tempat-tempat ilmiah.
Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri
Fatma Yahya, seorang mahasiswa pascasarjana, tertarik untuk bepergian ke luar negeri belajar budaya bangsa lain dan cara hidup mereka. Yahya lebih suka mengunjungi laut dan tempat-tempat hijau. Dia menjelaskan, kurangnya pendidikan pariwisata adalah alasan di balik keengganannya untuk menghabiskan liburannya di dalam Kerajaan (Arab Saudi).
Khadijah Al-Qahtani, seorang wartawan, mengatakan, masyarakat lokal berubah pandangan tentang wanita Arab Saudi dan mulai menghormati mereka. Wanita Saudi tidak memiliki masalah bepergian sendiri ke luar negeri, karena mereka telah berhasil bekerja di posisi tinggi di samping kontribusi mereka dalam mendukung keluarga dan komunitasnya.
“Orang-orang di Inggris tidak bisa mengkritik wanita ketika mereka bepergian ke luar negeri dengan teman-temannya karena mereka memiliki hak yang sama dengan laki-laki, sementara masyarakat lokal tidak mengkritik wanita ketika mereka melakukan perjalanan dengan saudara perempuannya, terutama dalam Kerajaan,” kata Khadijah.
“Wanita Saudi bisa bepergian ke luar negeri dengan teman-temannya atau bahkan sendirian. Namun, itu adalah normal dan tidak harus menarik perhatian,” kata Jibrin Al-Jibrin, seorang profesor ilmu sosial di King Saud University. (T/P001/P4)
Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)