Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Pemerhati Sejarah, yang juga pengajar di Ponpes Al-Fatah, Arief Saefulloh MD, mengungkapkan, dalam Hadits At-Thabari, sebanyak 60 halaman khusus berisi tentang peristiwa kemenangan kaum Muslimin melawan bangsa Romawi dalam pertempuran di Yarmuk.
Hal itu diungkapkannya saat mengisi Tausiyah pada Ifthar Jama’i dalam rangka membela Al-Aqsa dan Palestina di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Jumat (29/4).
“Kaum muslimin yang pada saat itu berjumlah 24.000 orang berhadapan dengan pasukan Romawi dengan persenjataan lengkap sebanyak 240.000 orang, bahkan dilihat dengan mata pun pasukan Islam hampir lenyap dibandingkan dengan kegagahan pasukan Romawi,” ungkapnya.
Saefulloh menyatakan, saat itu kaum muslimin yang ada di Yarmuk menghadapi situasi yang luar biasa mencekam, banyak dari pasukan muslimin mengusulkan untuk kembali ke Madinah. Sementara salah seorang sahabat yang lain mengusulkan untuk melaporkan situasi tersebut kepada Khalifah Abu Bakar.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Waktu itu kedua pasukan sudah berhadap-hadapan. Kaum muslimin saat itu terpecah menjadi dua. Ketika sholat pun mereka tidak mau bergabung karena sangat mencekamnya. Maka dengan komunikasi yang cepat, maka ditunjuklah Khalid bi Walid oleh Abu Bakar untuk memimpin perang yang saat itu dia dengan berperang melawan Majusi di Irak.
Maka, lanjutnya, ketika Khalid bin Walid sampai di Yarmuk, memimpin sebagai panglima tertinggi, Khalid akhirnya berkhuthbah di hadapan pasukan, “Sesungguhnya hari ini adalah salah satu dari hari-hari milik Allah, tidak layak hari ini berbangga-bangga, atau melampaui batas, ikhlaskan niat dalam berjihad di jalan Allah. Sesungguhnya hari ini adalah penentu bagi hari esok. Jika kita berhasil memukul mundur mereka pada hari ini hingga ke parit-parit mereka, maka kita akan terus mendesak mereka. Tetapi jika pada hari ini kita dikalahkan oleh mereka, maka selama-lamanya kita tidak akan dipercaya lagi.”
“Jika sudah siap bergerak maju, maka jangan pernah ada kata mundur. Jika sekali mundur maka tidak akan pernah bisa memulai kembali. Ini khalid bin Walid, sehingga pasukan seluruhnya bergerak maju,” tuturnya.
Selain laki-laki, banyak juga wanita-wanita yang ikut berperang melawan pasukan romawi, seperti halnya Asma binti Yazid As-Sakan yang sejatinya ada di barisan belakang sebagai petugas konsumsi dan akomodasi, kemudian Juairiyah binti Abu Sufyan bin Harb.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Ketika perang berakhir, Juairiyah ditemukan dengan musuh yang berada di sekelilingnya, tidak jauh dari itu, suaminya pun syahid. Sehingga Imam Attobari menyebutkan, sesungguhnya perang Yarmuk adalah milik keluarga Abu Sufyan bin Harb karena saat itu seluruh keluarganya ikut dalam perang,” jelas Saefulloh.
“Apa rahasia kemenangan itu? Ini pengakuan Kaisar Heraklius, pemimpin terbesar pada pasukan romawi. Ketika komandan pasukan kembali untuk mengadukan kekalahannya ke Kaisar Heraklius, Haraklius mengajukan pertanyaan, sehingga dijawablah oleh salah seorang yang dituakan dari mereka, bahwa jumlah kita jauh berlipat-lipat dari mereka,” ujarnya.
Ia menjelaskan sebagaimana dikatakan oleh orang Romawi, kemenagan kaum muslimin disebabkan karena mereka sholat di malam hari, berpuasa di siang hari, menepati janji, menegakkan amar ma’ruf, saling jujur dan seterusnya.
“Sementara kami tidak seperti itu. Kata Heraklius, engkau telah berkata benar. Jadi bukan pada jumlah kekuatan, perlengkapan yang begitu memadai, tidak. Wamannasru, Illa min Ingdillah, tiadalah kemenagan itu kecuali dari sisi Allah,” jelasnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ia menyatakan, kekalahan Romawi ini menandai tumbangnya Romawi yang menguasai Baitul Maqdis. Seluruh kekuatan Romawi waktu itu tumpah ruah di Yarmuk. (L/R12/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon