Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentingnya Menerapkan Adab Kepada Tetangga

Nur Hadis Editor : Bahron Ansori - Ahad, 14 Juli 2024 - 22:36 WIB

Ahad, 14 Juli 2024 - 22:36 WIB

24 Views

Ilustrasi

Lampung Selatan, MINA – Syarat terjalinnya kunci Ukhuwah Islamiyah yang baik berdasarkan hadist Anas bin Malik adalah tidak beriman kamu sebelum mencintai saudaramu seperti kamu mencintai diri kamu sendiri.

Hal ini disampaikan oleh Ustazd Arief Saifullah MD pada Tabligh Akbar dengan tema “Hikmah Tahun Baru Hijriyah dalam Rangka Meningkatkan Religiusitas dan Ukhuwah Islamiyah” di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Ahad (14/7).

Tabligh Akbar yang dihadiri oleh seluruh masyarakat Pondok Pesantren Al-Fatah dan Majelis Taklim di lingkungan Kecamatan Natar itu digelar dalam rangka memperingati Tahun Baru 1446 Hijriyah.

“Saya akan membacakan syarat yang kedua karena agak puitis yaitu, persaudaraan bukanlah suatu hal yang datang kepada kita dengan sendirinya, bukan sesuatu yang dipaksakan kepada kita dari luar. Persaudaraan adalah hal yang harus dilahirkan. Kita tidak dapat memetik kecintaan bila kita menanam kebencian, kita tidak dapat memperoleh saudara jika kita bertindak sebagai musuh, kita tidak bisa memetik ketulusan dari orang lain bila kita memelihara kemunafikan. Maka dari itu, kita harus membersihkan hati, meluruskan niat, memperbagus lisan dan perilaku untuk menciptakan persaudaraan,” katanya.

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

Selanjutnya syarat kedua, ia memberi contoh hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah yang terdapat pada kitab Arbain An-Nawawiyah yang ke-13.

Hadis tersebut berbunyi, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah berkata yang baik atau lebih baik hendaklah diam. Jika ia beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah muliakan tetangga. Dan jika ia beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah muliakan tamunya,” katanya.

Melihat keadaan teknologi pada zaman ini yang mempermudah semua orang mengakses apa pun dengan mudah, termasuk postingan yang sering muncul di beranda media sosial, Arief mengatakan hal ini sering membuat masyarakat suka berkomentar atau “latah” yang bisa jadi tidak sesuai konteks.

“Postingannya apa, komennya apa, dikirimnya ke siapa? Berhati-hatilah. Jika tidak bisa berbicara yang baik, maka diamlah. Ringan sepertinya, tapi hal itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang beriman. Bayangkan hanya karena tidak bisa mengontrol lisan dan ketikan, bisa memunculkan permusuhan antara tetangga. Maka jika tidak bisa berkata yang baik, dia tidak beriman kepada Allah, Rasul, dan seterusnya hingga hari akhir,” tegasnya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Seperti pada hadis riwayat Muslim dan Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sampai bersumpah dan mengulangnya tiga kali, “Tidaklah beriman seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.”

Arief juga menambahkan sepuluh tips dan cara memuliakan tetangga menurut Imam Al-Ghazali, yaitu yang pertama mengucapkan salam kepada tetangga, kedua menjenguk tetangga yang sakit, ketiga melayat jika ada tetangga yang meninggal. Lalu yang keempat mengucapkan selamat kepada tetangga jika mereka mendapat kebahagiaan.

Yang kelima yaitu berserikat dengan tetangga dalam hal kebahagiaan, keenam meminta maaf jika berbuat salah.

“Kadang orang-orang merasa sudah dekat dengan tetangganya suka menyepelekan dan beranggapan tetangga akan maklum. Tindakan ini salah, minta maaflah jika salah karena meminta maaf tidak menurunkan harga diri kita,” tambahnya.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Selanjutnya yang ketujuh berusaha menundukkan pandangan pada istri tetangga. Menurut Arief, hal ini adalah adab yang harus dijaga khususnya para laki-laki.

Lalu yang ke delapan menjaga rumah tetangga jika tetangga pergi, yang kesembilan bersikap baik dan lembut kepada anak tetangga, dan yang terakhir adalah berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia jika tetangga itu tidak tahu.

“Menjaga persaudaraan dan menjaga lisan yang baik adalah kunci memelihara ukhuwah Islamiyah. Semoga kita senantiasa menjaga tata krama yang akan membawa dampak baik bagi lingkungan sekitar,” harapnya di akhir penyampaian.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia