Tunis, MINA – Armada Global Sumud Flotilla (GSF) resmi mulai berlayar dari Tunisia pada Sabtu (13/9), meski hanya sebagian kapal yang dapat diberangkatkan akibat kendala teknis dan keterbatasan logistik.
Dalam laporan yang diterima MINA, Ahad (14/9), dua kapal pertama, Marinated dan All In, bertolak dari Pelabuhan Bizerte masing-masing pada pukul 15.30 dan 18.00 waktu setempat, membawa peserta dari Turki, Spanyol, Polandia, dan Aljazair. Sementara kapal terbesar dalam flotilla, The Family, masih bersandar di Bizerte dan belum berangkat.
Sejumlah kapal lain yang berada di pelabuhan Sidi Bou Saïd dan Gammarth (Tunis) juga masih tertahan karena kerusakan mekanis dan kelangkaan bahan bakar. Panitia flotilla kini melakukan peninjauan ulang alokasi peserta secara mendesak agar keberangkatan tetap sesuai rencana.
Kabar positif datang dari Italia. Sebanyak 18 kapal yang tergabung dalam inisiatif Global Movement to Gaza Italia telah meninggalkan pelabuhan menuju Laut Tengah Timur dan diperkirakan bergabung dengan armada flotilla dari Tunisia dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga: Serangan Udara Junta Myanmar Hantam Sekolah, 18 Siswa Tewas
Anggota parlemen Prancis-Palestina Rima Hassan mengonfirmasi partisipasinya dari Bizerte, yang merupakan perjalanan keduanya menuju Gaza dalam tiga bulan terakhir. Aktivis iklim dunia Greta Thunberg juga dijadwalkan naik kapal pada Ahad (14/9), meningkatkan visibilitas internasional misi ini.
Hingga kini belum ada perwakilan dari kawasan Maghrib yang bergabung dengan kapal yang sudah berlayar. Panitia menilai Ahad merupakan kesempatan terakhir untuk bergabung dalam konvoi di perairan internasional, dengan partisipasi kontingen Maghrib dinilai krusial bagi keberhasilan misi.
“Keselamatan di laut bermula di darat. Setiap kapal wajib menjalani pemeriksaan checklist sebelum berlayar. Jika ada yang belum siap, keberangkatan harus ditunda,” tegas panitia flotilla dalam pernyataan resminya.
Global Sumud Flotilla 2025 merupakan inisiatif kemanusiaan internasional terbesar dalam dua dekade terakhir, dengan 65 kapal dari 44 negara yang membawa bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza.
Baca Juga: Trump Jamu PM Qatar Usai Serangan Israel ke Doha
Karena jalur darat menuju Gaza dikontrol ketat dan ditutup oleh Israel, armada ini memilih jalur laut sebagai upaya berani untuk menembus kepungan dan menyalurkan bantuan langsung kepada rakyat yang membutuhkan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: POPULER MINA] Indonesia Mundur dari Sumut dan Israel Serang Qatar