Arakan, 20 Rabi’ul Awwal 1435/22 Januari 2014 (MINA) – Organisasi Nasional Rohingya-Arakan (ARNO) salah satu Organisasi peduli Rohingya, yang berbasis di London, Inggris mengutuk keras pembunuhan terorganisir terhadap warga desa Rohingya dari Du Chee Yar Tan (Kelaidong) di Maungdaw kotapraja Rakhine / Arakan Negara di Burma selama sepekan yang menewaskan lebih dari 200 orang.
ARNO dalam surat resminya yang diterima oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA) menuntut pemerintah Burma untuk mengakhiri segera aksi-aksi pembunuhan dan kekerasan di Kelaidong dan daerah Rohingya lainnya. ARNO juga meminta pembebasan bagi seluruh pria, wanita dan anak-anak yang ditahan, dan mengizinkan semua pengungsi untuk masuk ke rumah mereka dengan keamanan penuh.
Pernyataan itu juga meminta untuk membentuk komisi PBB melakukan penyelidikanterhadap aksi-aksi pembantaian di Kelaidong dan seluruh pelaku genosida lainnya untuk dihukum.
Organisasi yang berdiri pada 1998 ini juga menyeru agar masyarakat internasional untuk intervensi kemanusiaan mencegah kematian yang berkelanjutan dan menghilangkan nyawa, harta, kehormatan dan martabat Rohingya di mana pemerintah sebagai pelaku pelaku.
Menanggapi persoalan Burma akan menjadi ketua ASEAN pada tahun ini, ARNO menolak dan merasa malu karena tindakan pemerintah Myanmar yang tidak manusiawi terhadap warga yang mestinya dilindungi.
Chris Lewa dari kelompok advokasi Proyek Arakan yang berbasis di Thailand mengungkapkan, lebih dari 240 orang telah tewas dan 250.000 yang sebagian besar umat Islam, terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Chris Lewa telah mendokumentasikan pelanggaran yang dilakukan umat Buddha terhadap minoritas Muslim Rohinyga selama lebih dari satu dekade.
Ketegangan telah tmibul di wilayah tersebut sejak bulan lalu, ketika biarawan dari gerakan ekstrimis Buddha yang dikenal sebagai 969, berkeliling di wilayah itu dan memberi khotbah dengan speake, menganjurkan pengusiran seluruh etnis Rohingya dari Rakhine Utara.
Ditemukan pula tiga mayat di selokan dekat desa Char Du Yar Tan oleh beberapa pengumpul kayu bakar. Diyakini mereka termasuk di antara delapan etnis Rohingya yang hilang setelah ditahan oleh pihak berwenang sehari sebelumnya.(T/P08/E02/Miraj News))
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).