Ankara, MINA – Amerika Serikat (AS) mengakhiri program bantuan jutaan dolar yang membangun hubungan antara warga Israel dan Palestina, Ahad (16/9).
Mengutip pejabat AS, laporan tersebut mengatakan, langkah untuk mencegah warga Palestina termasuk anak-anak menerima manfaat dana, AS telah menutup saluran bantuan terakhir bagi masyarakat Palestina.
Badan AS untuk Pembangunan Internasional (USAID), Program Manajemen Konflik dan Mitigasi, serta “Kids for Peace” adalah beberapa program yang tidak akan mendapatkan dana bantuan dari Presiden AS Donald Trump, demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.
Pada dasarnya, USAID dihadapkan pada pilihan menutup programnya atau tetap menjalankannya dan kehilangan bantuan. Mereka memutuskan untuk mendukung program yang melibatkan Yahudi Israel dan Arab Israel, menurut Staf Ahli Kebijakan Luar Negeri AS Senator Patrick Leahy.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
USAID mengatakan dalam sebuah pernyataan, saat ini mereka tidak dapat berinteraksi dengan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza dikarenakan keputusan administrasi terkait pemberian bantuan untuk warga Palestina.
Jason Greenblatt, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah mengatakan, anak-anak Palestina dan Israel akan dirugikan.
“Program-program ini kehilangan maknanya jika Otoritas Palestina tetap mengutuk sebuah rencana yang mereka sendiri belum melihatnya dan menolak untuk mencari tahu. Semoga Otoritas Palestina akan memimpin, mari kita tunggu,” kata Greenblatt di Twitter.
Pemerintah AS pada Senin (10/9) mengumumkan penutupan kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington yang juga berfungsi sebagai kedutaan Palestina.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Langkah tersebut diambil setelah AS memotong seluruh dana bantuan kepada UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Keputusan tersebut juga datang setelah pemerintah AS bersiap untuk mengungkap sebuah rencana perdamaian Timur Tengah yang kontroversial.
Beberapa pejabat Palestina telah menolak segala peran AS dalam proses perdamaian sejak Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel akhir tahun lalu. (T/SR/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza