Amerika, 15 Sya’ban 1434/24 Juni 2013 (MINA) – Sebuah perusahaan AS telah menghasilkan peluru berlapis lemak babi untuk digunakan terhadap Muslim yang mereka kira bisa mengantarkan pemeluknya ke neraka. Konsep itu dikritik karena didasarkan pada pemahaman yang tidak akurat pada Al Quran.
“Dengan Jihawg Amunisi, Anda tidak hanya membunuh teroris Islam, tapi Anda juga akan mengirimnya ke neraka,” kata pemiik South Fork Industries dalam siaran pers yang dikutip oleh The Washington Post.
“Itu hal penting, karena akan memberikan suatu ketakutan kepada calon martir Islam untuk mereka pikirkan sebelum mereka memutuskan untuk melancarkan serangan,” tambahnya.
Perusahaan senjata yang berbasis di Dalton Gardens, Idaho, amunisi perusahaan mengatakan bahwa yang disebut Amunisi Jihawg adalah penghalang pertahanan diri (defensif) dari orang-orang yang ekstrimis yang bertindak atas nama Islam.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Menurut perusahaan itu, peluru yang dilapisi lemak daging babi, menjadikan amunisi itu haram, atau zat yang haram yang dapat menembus dan masuk ke dalam tubuh seorang Muslim sebagaimana yang dilansir oleh Onislam dan dipantau Mi’raj News Agency (MINA).
Dikatakan bahwa peluru itu akan membuat seorang muslim yang ditembak walau dengan satu peluru itu akan menghalangi dari masuk surga.
Pihak perusahaan mengatakan, peluru babi ini akan membuat “para teroris” jera dan berdamai melalui ‘Babi’.
Website perusahaan itu juga membawa sejumlah slogan yang dianggap anti-Muslim, dengan menampilkan slogan-slogan seperti “Masukkan daging Babi di Muhammad”.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Namun demikian, amunisi ini memiliki banyak pendukung, dengan lebih dari 4.300 orang menyukainya di Facebook.
Satu pengangum amunisi berlapis lemak babi, Ted of California, mengatakan ia berencana untuk membeli 500 peluru, sementara yang lain, Jeffrey, mengatakan dia berharap seseorang akan menyelundupkan peluru ke pasukan militer AS.
Kesalahpahaman
Konsep perusahaan tersebut tentu sangat bertentangan sekali dari ajaran Al Quran terkait daging babi. “Tidak ada sanksi dalam Islam hanya kontak langsung dengan daging babi, seperti yang dijelaskan dalam Al Quran,” kata Shannon Dunn, asisten profesor studi agama di Universitas Gonzaga, demikian dilansir The Washington Post.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Dunn mengatakan ayat-ayat Al Quran hanya melarang mengkonsumsi daging babi dan bangkai.
“Setahu saya, umat Islam, tidak akan dilarang memasuki surga hanya karena tersentuh daging babi,” katanya.
“Bahkan ada beberapa penafsir yang menunjukkan bahwa umat Islam diperbolehkan memakan daging babi jika dalam kondisi darurat, daripada bahaya kelaparan atau ketidaktahuan, Daging babi bisa menjadi diperbolehkan jika dihadapkan dengan alternatif keterpaksaan seperti itu,” tambahnya.
Sejak peristiwa 11 September Muslim AS, diperkirakan mencapai antara enam hingga delapan juta, dan menjadi semakin tertarik pasa Islam.
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Survei di AS mengungkapkan bahwa mayoritas orang Amerika tahu sedikit tentang Islam dan mereka mempercayainya.
Survei lain oleh Pew Forum tentang agama dan Kehidupan Publik pada Mei 2013 menemukan bahwa Muslim Amerikalah yang paling moderat di seluruh dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa Muslim AS umumnya mengungkapkan komitmen yang kuat untuk iman mereka dan cenderung untuk tidak melihat konflik secara sepihak. (T/P08/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza
Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya