Washington, 9 Syawal 1434/16 Agustus 2013 (MINA) – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry pada Rabu (14/8) dan dunia luas mengecam kekerasan berdarah yang dilakukan militer Mesir terhadap pendukung presiden terguling Muhammad Mursi di Kairo, Mesir.
AS awalnya tidak mengkritik penggulingan terhadap Mursi, pemimpin pertama Mesir yang terpilih secara demokratis. AS juga menghindari penggunaan istilah kudeta, karena istilah itu berdampak pada hukum AS yang berisi penghentian bantuan militer tahunan senilai 1,3 miliar dolar AS ke negara kudeta.
Tapi pernyataan Menlu Kerry yang muncul setelah ia berkunjung ke Timur Tengah itu, menunjukkan AS menarik kembali dukungannya yang dinyatakan sebelumnya untuk pemerintah Mesir.
“Peristiwa ini menyedihkan dan ini bertentangan dengan aspirasi Mesir untuk perdamaian, keterbukaan dan demokrasi,” kata Kerry kepada wartawan, Modern Ghana melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Menurutnya, pemerintah sementara dan militer Mesir bertanggung jawab mencegah kekerasan lebih lanjut dan hendaknya menawarkan pilihan lebih baik untuk proses damai bagi seluruh elemen politik yang ada.
PBB, Uni Eropa, Inggris, Prancis, Iran, Qatar dan Turki sebelumnya telah mengecam keras penggunaan kekerasan oleh pemerintah sementara Mesir yang didukung pihak militer untuk membersihkan dua kamp demo di Kairo.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mendesak kedua pihak untuk menahan diri, dan sangat menyesalkan pemerintah Mesir yang memilih menggunakan kekuatan bersenjata untuk mengatasi aksi demonstrasi.
Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest juga mengatakan, AS mengutuk kekerasan terhadap demonstran dan mendesak militer untuk menahan diri.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan dia sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan kerusuhan di Mesir.
Kepala Uni Eropa urusan Luar Negeri Catherine Ashton, dalam sebuah pernyataan, mendesak penguasa Mesir untuk mengakhiri keadaan darurat nasional yang diberlakukan di tengah terjadinya tindakan kekerasan.
“Saya menyerukan kepada pasukan keamanan untuk menahan diri secara maksimal dan pada pemerintah sementara untuk mengakhiri keadaan darurat secepat mungkin, untuk memungkinkan kembalinya kehidupan normal,” kata Ashton.
“Saya sangat mengutuk kekerasan yang meletus di Kairo dan seluruh Mesir,” tambahnya.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt mengatakan bahwa walaupun sulit, pemerintah harus bertanggung jawab mengembalikan proses politik di Mesir.
Qatar, pendukung utama Ikhwanul Muslimin, konstituen utama Mursi, mengeluarkan pesan serupa.
Turki yang telah menjalin ikatan kuat dengan pemerintah Mursi, mendesak masyarakat internasional untuk segera bertindak atas tindakan militer yang tidak bisa diterima dunia luas.
“Iran tidak menyetujui tindakan kekerasan, mengutuk pembantaian penduduk dan memperingatkan konsekuensi serius akibat tidakan itu,” kata Kementerian Luar Negeri Iran.
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Gerakan Hamas, cabang Ikhwanul Muslimin yang memerintah Gaza, juga mengecam keras tindakan kekerasan itu.
“Kami menyerukan diakhirinya pertumpahan darah dan tetap memberikan kesempatan terhadap demonstransi damai,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri.
“Perancis mengutuk paling tegas kekerasan berdarah di Mesir dan menuntut pemerintah Mesir segera menghentikan tindak kekerasan itu,” kata Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius.
Ia mendesak PBB dan mitranya untuk segera mengambil sikap bersama pada tindakan kekerasan itu.
Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza
Menteri Luar Negeri Italia Emma Bonino mengatakan ia amat sedih dengan peristiwa di Mesir.
“Saya meminta semua orang yang terlibat di Mesir untuk melakukan segala daya mereka untuk segera menghentikan kekerasan dan menghindari pertumpahan darah. Angkatan bersenjata harus mengendalikan diri sepenuhnya dan semua orang harus menghindari hasutan apapun untuk kekerasan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan bahwa semua pertumpahan darah lebih lanjut harus dicegah.
Rusia juga menyerukan semua kekuatan politik Mesir untuk menahan diri dan tenang, guna menghindari situasi memanas dan kerugian lebih lanjut. (T/P09/R1).
Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya
Mi’raj News Agency (MINA)