Washington, MINA – Amerika Serikat dan Israel menolak keputusan negara-negara Arab dalam pertemuan tinggat tinggi darurat di Kairo, Mesir, Selasa (5/3).
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Brian Hughes mengatakan rencana rekonstruksi Mesir tidak “menangani kenyataan bahwa Gaza saat ini tidak dapat dihuni.” Press TV melaporkan, Rabu (5/3).
Dia mengatakan daerah kantong yang hancur itu bisa dibangun kembali sepenuhnya dengan menggusur warga Palestina, seperti yang diusulkan Presiden Donald Trump untuk mengubah wilayah itu menjadi “Riviera Timur Tengah.”
Berdasarkan rencana rekonstruksi senilai $53 miliar (senilai Rp864,5 triliun) yang diusulkan oleh Mesir, rekonstruksi kembali Gaza memerlukan kurun waktu kurang dari enam tahun.
Baca Juga: Korban Tewas Gempa Myanmar Meningkat Lebih dari 3.085 Orang
Keputusan pertemuan puncak tersebut melibatkan perwakilan dari 22 negara anggota Liga Arab, menunjukkan pembangunan perumahan modern dan jalan-jalan kota yang sibuk, dengan dokumen yang menguraikan rencana untuk tujuan wisata, termasuk resor.
Proposal tersebut, yang juga mencakup rencana untuk pelabuhan komersial dan bandara, menyarankan agar didanai oleh berbagai sumber internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi keuangan internasional, serta investasi sektor swasta dan asing.
Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi mengatakan proposal tersebut akan memungkinkan rekonstruksi Gaza sambil memastikan warga Palestina dapat “tetap tinggal di tanah mereka tanpa pengungsian.”
Usulan Trump agar AS bulan lalu untuk “mengambil alih” Jalur Gaza dan mengubahnya menjadi “Riviera Timur Tengah” memicu kemarahan di seluruh wilayah Arab dan di seluruh dunia.
Baca Juga: Beberapa Mahasiswa Columbia Rantai Diri di Gerbang Universitas Tuntut Pembebasan Mahmoud Khalil
Kementerian Luar Negeri Israel mendukung tanggapan Washington, dan mengecam rencana usulan Mesir untuk membentuk komite teknokrat Palestina yang independen guna memerintah di Gaza.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas memuji rencana rekonstruksi tersebut, dan juga berterima kasih kepada Trump atas upayanya dalam gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Hamas, yang mengalami blokade selama hampir dua dekade, menyambut baik usulan negara-negara Arab tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hungaria Keluar dari ICC