Washington, MINA – Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (AS) pada Rabu (11/8) menambahkan Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza, ke dalam daftar tempat-tempat yang warganya dilarang bepergian ke sana, karena peningkatan penyebaran COVID-19.
Voice of America (VOA) melaporkan, pada Senin (9/8) untuk pertama kalinya sejak Februari, Israel mencatat sedikit di bawah 6.000 penularan baru, hampir 400 di antaranya serius.
Peningkatan tersebut terjadi meskipun Israel memutuskan untuk memberi vaksinasi ketiga kepada semua penduduk berusia di atas 60 tahun.
Profesor Salman Zarka, pakar virus corona Israel mengatakan, negara itu mendekati titik kritis.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Ia mengatakan, Israel meminta semua orang yang memenuhi syarat untuk divaksinasi tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi sebagai tanggung jawab bersama menjaga kesehatan.
Zarka menambahkan, langkah itu tidak akan menghentikan virus corona total, tetapi lebih banyak vaksinasi dilakukan, akan dapat mencegah penutupan wilayah keempat kalinya.
Meskipun kampanye intensif, masih terdapat lebih dari satu juta orang Israel berusia 12 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk divaksinasi, tetapi belum divaksinasi. Angka ini lebih tinggi di kalangan remaja dan di komunitas Arab. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York