Washington, 6 Dzulhijjah 1437/18 September 2016 (MINA) – Amerika Serikat menyatakan penyesalan atas kekeliruan melancarkan serangan udara menyerang pasukan Pemerintah Suriah hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa, karena sebelumnya merasa yakin sasaran adalah pasukan ISIL
“Pesawat koalisi yang melakukan misi itu meyakini bahwa mereka menyerang pasukan ISIL dekat pangkalan Dayr Az Zawr,” kata Juru Bicara Kementerian Pertrahanan AS (Pentagon) Peter Cook. Demikian Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Kementerian Pertahanan Rusia memaparkan, sedikitnya 62 tentara Suriah tewas dan 100 lainnya luka-luka akibat serangan koalisi di sebuah pangkalan militer di Suriah timur itu.
Rusia juga segera mengundang sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) membahas serangan koalisi AS itu. Dubes Rusia mengutuk serangan itu dalam sidang.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power menanggapinya dengan menuduh Rusia “dengan aksi standar Rusia malam ini, aksi penuh dengan moralisme dan sok, unik sinis dan munafik,” kata Power.
Operasi udara itu dilancarkan ke dekat bandara Deir ez-Zour dengan menggunakan dua F-16 dan dua A-10 pesawat milik pasukan koalisi, demikian akun Facebook Kementerian Pertahanan Rusia.
Pentagon mengatakan, pesawat koalisi melakukan serangan udara dari selatan Deir ez-Zour yang “dihentikan segera” setelah Rusia menginformasikan pada koalisi pimpinan AS, bahwa mereka telah salah sasaran karena menyerang militer Suriah.
Sementara itu Departemen Pertahanan Australia membenarkan bahwa beberapa pesawat tempurnya berpartisipasi dalam operasi koalisi.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Suriah merupakan wilayah operasi yang kompleks, karena itu Australia tidak akan pernah sengaja menargetkan unit militer Suriah,” kata Kemhan Australia dalam sebuah pernyataan.
(T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis