Washington, MINA – Seorang Pejabat Pemerintahan Joe Biden tidak disebutkan namanya mengatakan, Amerika Serikat (AS) menyetujui pengiriman lebih 2.000 bom tambahan kepada militer Israel awal pekan ini di tengah kritik keras setelah laporan bahwa Tel Aviv menargetkan warga sipil dan pekerja bantuan di Gaza, Palestina.
Pejabat tersebut, membenarkan laporan sebelumnya oleh Washington Post, mengatakan kepada Anadolu pada Kamis (4/4) bahwa Departemen Luar Negeri menyetujui pengiriman tambahan lebih dari 1.000 bom berdiameter kecil dan lebih dari 1.000 bom MK82 seberat 500 pon, serta sekering bom MK80 ke Israel.
“Pengiriman tersebut disetujui sebelum serangan terhadap WCK (World Central Kitchen/ Dapur Pusat Dunia). Amunisi kesatuan yang dimaksud adalah berdasarkan Penjualan Militer Asing yang diberitahukan dan diumumkan sebelumnya oleh Kongres, sehingga Kongres tidak diberitahu untuk kedua kalinya,” kata Pejabat itu.
Menurut pejabat tersebut, pengiriman tidak akan terjadi sebelum akhir tahun 2024 dan 2025.
Baca Juga: Pengadilan AS Batalkan Kasus Pidana Trump
The Washington Post melaporkan bahwa pengiriman tersebut disetujui pada hari serangan Israel di Gaza yang menewaskan tujuh pekerja bantuan dari WCK.
Para pekerja yang meninggal pada Senin (1/4) adalah warga negara Australia, Polandia, Inggris, Palestina, serta warga negara ganda AS-Kanada.
Meskipun WCK melakukan koordinasi gerakan dengan tentara Israel, organisasi kemanusiaan itu mengatakan konvoi pekerja kemanusiaan diserang ketika meninggalkan sebuah gudang di kota Deir al-Balah di Gaza selatan, tempat tim tersebut menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan kemanusiaan.
Terkait ini, Presiden AS Joe Biden mengatakan “marah” dan “patah hati” atas serangan udara mematikan tersebut dan menyoroti bahwa Israel belum berbuat cukup untuk melindungi pekerja bantuan.
Baca Juga: Iran Akan Usir 2,5 Juta Migran Afghanistan Hingga Akhir Tahun
AS menghadapi rentetan kritik karena memberikan bantuan militer kepada Israel di tengah laporan bahwa Tel Aviv menargetkan warga sipil, dengan hampir 33.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar korbannya perempuan dan anak-anak di Gaza, dan laporan yang dapat dipercaya mengenai pelanggaran hukum internasional dan hukum AS, termasuk pemblokiran bantuan Amerika.
Semakin banyak rekan Biden di Partai Demokrat yang mendesaknya untuk memberikan syarat tambahan pasokan senjata ke Israel berdasarkan perilaku militernya dan menghilangkan hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan internasional.
Bulan lalu, enam senator Partai Demokrat mengirim surat kepada Biden yang mendesaknya untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel karena negara tersebut saat ini melanggar undang-undang tahun 1961 yang melarang penjualan senjata ke negara-negara yang menghalangi pengiriman bantuan Amerika.
“Amerika Serikat tidak boleh memberikan bantuan militer kepada negara mana pun yang mengganggu bantuan kemanusiaan AS,” tulis para senator.
Baca Juga: Pariwisata Israel Anjlok Imbas Perang Berkepanjangan
“Hukum federal sudah jelas, dan mengingat urgensi krisis di Gaza dan berulang kali penolakan Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu untuk mengatasi kekhawatiran AS mengenai masalah ini, tindakan segera diperlukan untuk menjamin perubahan kebijakan oleh pemerintahannya.” (T/R5/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai