Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS Setujui Penjualan Paket Senjata Senilai USD 3 Miliar untuk Israel

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 25 detik yang lalu

25 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi senjata yang dikirim Amerika Serikat kepada militer pendudukan Israel untuk membantai warga Palestina. (Photo: Palinfo)

Washingto, MINA – Amerika Serikat pada hari Jumat (29/1) mengumumkan telah menyetujui penjualan senjata baru ke Israel senilai hampir $3 miliar dalam paket darurat.

Dalam bagian terbesar dari kesepakatan tersebut, Israel akan memperoleh ribuan bom seberat 2.000 pon seharga USD 2,04 miliar. The New Arab melaporkan.

Lebih dari 35.500 badan bom dan 4.000 hulu ledak penetrator I-2000 akan dikirimkan mulai tahun 2026.

Departemen Luar Negeri memberi tahu Kongres bahwa penjualan akan dilakukan secara darurat, yang memungkinkannya untuk melewati tinjauan kongres.

Baca Juga: PKK Umumkan Gencatan Senjata dengan Turkiye

Presiden AS Donald Trump bulan lalu mencabut larangan penjualan bom seberat 2.000 pon ke Israel yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden.

Kesepakatan terpisah senilai USD 675,7 juta akan menyediakan ribuan badan bom seberat 1.000 pon dan perlengkapan pemandu presisi, dengan pengiriman akan dimulai pada tahun 2028.

Israel juga akan menghabiskan USD 295 juta untuk buldoser Caterpillar, yang digunakannya untuk menghancurkan bangunan Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki. Pengiriman akan dimulai pada tahun 2027.

Pentagon mengatakan, penjualan tersebut akan membantu Israel memerangi ancaman regional dan memperkuat keamanannya, yang menurutnya penting bagi kepentingan AS.

Baca Juga: Bertemu di Gedung Putih, Trump Malah Usir Zelensky

Ini adalah paket senjata kedua untuk Israel yang disetujui pemerintahan Trump bulan ini setelah menyetujui kesepakatan senilai USD 7,4 miliar dua pekan lalu.

Penjualan senjata AS ke Israel meroket sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.

Tahun pertama perang tersebut, AS mengirimkan hampir USD 18 miliar bantuan militer ke Israel, angka tahunan tertinggi yang pernah tercatat.

Kesepakatan terbaru ini muncul di tengah meningkatnya ketidakpastian tentang nasib gencatan senjata yang rapuh antara Hamas dan Israel, yang berakhir pada Sabtu malam.

Baca Juga: BBC Minta Maaf Atas Dokumenter tentang Gaza

Israel menolak memasuki tahap kedua gencatan senjata seperti yang disepakati bulan lalu dan hanya ingin membahas perpanjangan fase saat ini, posisi yang ditolak Hamas.

Ratusan tawanan Palestina dan Israel telah dibebaskan oleh kedua belah pihak selama gencatan senjata enam pekan, yang menghentikan serangan brutal Israel di Gaza yang menewaskan lebih dari 48.300 orang. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 120 Lebih Pejuang Hezbollah Lebanon yang Gugur Dimakamkan

 

Rekomendasi untuk Anda