Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan militer baru senilai $2 miliar untuk Ukraina dan mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan sektor logam dan pertambangan Rusia serta lembaga keuangan, juga perusahaan internasional yang diduga mendukung Moskow untuk menghindari sanksi sebelumnya.
Dua hal tersebut secara terpisah diumumkan AS, Jumat (24/2), bertepatan dengan peringatan satu tahun serangan militer Rusia ke Ukraina dan menggarisbawahi strategi untuk mendukung Kyiv dalam perang.
“Amerika Serikat berdiri teguh dengan Ukraina karena membela diri, dan kami akan terus melakukannya sampai kedaulatan Ukraina dihormati dan rakyat Ukraina dapat membentuk masa depan demokratis yang mereka pilih dalam kebebasan dan perdamaian,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam pernyataannya seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (25/2).
Menurut Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dalam sebuah pernyataan, paket bantuan baru ke Ukraina antara lain, amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), peluru artileri, drone, peralatan komunikasi yang aman, dan pendanaan untuk “pelatihan, pemeliharaan, dan pemeliharaan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Amerika Serikat akan terus bekerja dengan Sekutu dan mitranya untuk memberi Ukraina kemampuan dalam memenuhi kebutuhan medan perang langsungnya dan persyaratan bantuan keamanan jangka panjang selama diperlukan,” kata Pentagon.
Sementara itu, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada lusinan entitas Rusia dan menargetkan lebih dari 30 perusahaan serta individu di seluruh dunia yang dituduh terkait dengan upaya penghindaran sanksi Rusia, termasuk perdagangan senjata dan keuangan gelap.
Sebelumnya, Washington dan sekutunya telah memberlakukan ratusan sanksi terhadap bank Rusia, perusahaan teknologi, dan elit kaya yang terkait dengan Presiden Vladimir Putin.
Tetapi Moskow telah mengisyaratkan bahwa itu tidak akan terpengaruh oleh langkah-langkah keuangan, berjanji untuk “mengatasi tantangan apa pun”.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Perang Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung selama setahun telah mengakibatkan jatuhnya ribuan nyawa dan menyebabkan kerugian ekonomi di kedua negara, bahkan global.
Berdasarkan data yang dihimpun, dalam serangan Rusia ke Ukraina telah memakan korban meninggal hingga 8 ribu jiwa, 487 didalamnya termasuk anak-anak.
Sementara dari pihak militer, 180 ribu tentara Rusia tewas dan 100 tentara dipihak Ukraina.
Selain itu, perang di Ukraina juga merugikan ekonomi global “lebih dari $1,6 triliun” tahun lalu, menurut sebuah penelitian yang dirilis Selasa (21/2) oleh German Institute of Economics.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Menurut penelitian tersebut, kerugian produksi global dapat mencapai $1 triliun lagi atau lebih pada 2023. (T/RE1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia