Washington, MINA – Amerika Serikat pada hari Kamis (22/9) mengumumkan tambahan bantuan kemanusiaan lebih dari USD 170 juta untuk pengungsi Rohingya yang berada di dalam dan luar Myanmar, serta untuk komunitas tuan rumah Bangladesh sebagai negara penamoung pengungsi.
Dengan dana baru ini, total bantuan AS dalam menanggapi krisis pengungsi Rohingya telah mencapai hampir USD 1,9 miliar sejak Agustus 2017, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan pers, demikian dikutip dari Anadolu.
Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari negara bagian Rakhine Myanmar, setelah tindakan keras militer brutal pada Agustus 2017.
Dengan hampir USD 138 juta untuk program-program khususnya di Bangladesh, program ini memberikan dukungan yang menopang kehidupan kepada lebih dari 940.000 pengungsi Rohingya, banyak dari mereka adalah yang selamat dari genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan serta pembersihan etnis, juga 540.000 anggota komunitas tuan rumah di Bangladesh.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
“Kami mendesak bantuan lain untuk berkontribusi kuat pada respon kemanusiaan dan meningkatkan dukungan kepada mereka yang terusir dan terkena dampak kekerasan di Burma (Myanmar),” kata Blinken dalam pernyataannya.
“Mengakui bahwa kondisi di Burma saat ini tidak memungkinkan untuk pemulangan dan reintegrasi Rohingya yang terlantar dengan aman, sukarela, bermartabat dan berkelanjutan, kami bekerja sama dengan Pemerintah Bangladesh, Rohingya, serta orang-orang di Burma untuk menemukan solusi bagi krisis tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengatakan pada acara tingkat tinggi tentang krisis Rohingya yang diadakan di New York City di sela-sela Majelis Umum PBB bahwa Bangladesh menghabiskan dana sekitar USD 1,22 miliar per tahun untuk pengungsi Rohingya.
“Penampungan para pengungsi telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan hilangnya kawasan hutan sekitar 6.500 hektar (2.630 hektar) lahan,” ujarnya.
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel
Dalam pidatonya, dia meminta masyarakat internasional mendukung Rohingya secara politik dan finansial, termasuk dengan mendukung Gambia di Mahkamah Internasional untuk memperkuat perang melawan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar dan memastikan repatriasi yang aman dari Rohingya ke negara Asia Tenggara. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah