
NYP
Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) mengusir 15 diplomat Kuba, menuduh Havana gagal melindungi diplomat AS dari serangan akustik (berhubungan dengan pendengaran) misterius.
Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebut langkah AS tersebut ‘tidak dapat diterima’, BBC melaporkan, Rabu (4/10).
Langkah Departemen Luar Negeri AS ini menyusul langkah Washington sebelumnya yang menarik lebih dari separuh diplomatnya dari ibukota Kuba, Havana.
Hampir dua lusin personil AS telah menderita sakit yang misterius atau tidak dapat dijelaskan secara medis di Havana.
Baca Juga: Mantan Panglima IDF Akui Telah Bantai Lebih dari 200 Ribu Warga Gaza
“Keputusan tersebut dibuat karena kegagalan Kuba mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diplomat kita sesuai dengan kewajibannya berdasarkan Konvensi Wina,” kata Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dalam sebuah pernyataan, Selasa (3/10).
“Perintah ini akan memastikan kesetaraan dalam operasi diplomatik kita,” ujarnya.
Para diplomat Kuba telah diberi waktu tujuh hari untuk meninggalkan Amerika Serikat.
Rodriguez menyebut tindakan AS itu ‘tidak dapat dibenarkan’.
Baca Juga: Hubungan Nepal dengan Israel Jadi Sorotan di Tengah Gerakan Antikorupsi
Sedikitnya 21 orang yang bekerja di kedutaan AS di Kuba telah melaporkan masalah kesehatan, mulai dari trauma otak ringan dan tuli hingga pusing dan mual.
Sejumlah laporan sebelumnya mengindikasikan adanya sonik, namun tidak ada yang terbukti.
Kuba membantah menargetkan staf kedutaan, dan AS tidak menyalahkan pemerintah negara tersebut atas dugaan serangan tersebut.
Hubungan Kuba-AS mengalami kemunduran ke titik paling rendah lagi, hampir sepenuhnya menghapus semua niat baik yang dibangun oleh kepresidenan Barack Obama dalam hitungan bulan. (T/R11/RS3)
Baca Juga: Hal-Hal yang Diketahui Seputar Pembunuhan Charlie Kirk
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Prabowo Bahas Solidaritas Global dengan Emir Qatar di Doha