Jakarta, MINA – Ketua Asosiasi Penyelenggara Umroh dan Haji In-Bound Indonesia (Asphurindo) Syam Resfiadi mengatakan, pihaknya bakal menaikan biaya perjalanan umrah dan haji sebesar 10-25 persen per awal Februari nanti seiring kebijakan baru Arab Saudi.
Syam menjelaskan, kenaikan itu terjadi pada biaya di land arrangement yang bisa meningkat antara kisaran 15-75 dollar per orang. “Perhitungan kasat mata kenaikan tidak terlalu signifikan, tergantung dari jenis hotel dan kendaraan darat yang kita gunakan di sana,” katanya, Selasa (9/1).
Untuk paket bawah atau termurah, biaya land arrangement dapat meningkat pada kisaran 15 dollar atau setara 200 ribuan. Sementara untuk paket hotel kelas menengah hingga atas, biaya land arrangement kemungkinan akan naik masing-masing pada kisaran 75 dollar.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Syam tidak mempermasalahkan jika nantinya ada travel yang menaikan tarif biaya haji dan umroh lebih dari perkiraan. Sebab, kata Syam, travel tersebut mengerti kondisi ekonomi yang riil. Dengan harga yang dipasarkan, berarti travel tau harga pasar.
“Semua tergantung pasar. Kalau misalnya dia menerapkan harga terlalu tinggi dan pasarnya tidak menyerap, maka tidak dibeli orang. Saya kira travel-travel yang cerdas harus mengerti teori-teori pemasarannya,” katanya.
Syam mengingatkan bahwa travel yang memasang tarif murah bukan berarti itu pertanda bahwa travel tersebut nakal. Yang penting, harga yang ditawarkan travel tersebut sudah memiliki izin dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Kalau bisa dipertanggungjawabkan dan sudah memiliki izin, ya silahkan saja,” katanya. (L/R06/P1)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)