Damaskus, MINA – Presiden Suriah, Bashar Al-Assad pada Jumat (13/1) memecah kebisuannya terkait rekonsiliasi Suriah dengan menuntut Turkiye agar menarik pasukannya keluar dari Suriah dan mengakhiri dukungannya untuk kelompok oposisi.
Suriah dan Turkiye berselisih sejak Pemerintah Ankara menjadi pendukung utama oposisi politik dan bersenjata melawan Assad selama 12 tahun perang saudara, dan telah mengirim pasukannya sendiri ke sebagian besar wilayah utara, Arab News melaporkan.
Rusia menengahi rekonsiliasi antara Pemerintah Damaskus dan Ankara. Moskow menjadi tuan rumah pembicaraan antara menteri pertahanan mereka bulan lalu, dan tujuannya adalah untuk pertemuan antara menteri luar negeri dan akhirnya presiden Assad dan Recep Tayyip Erdogan.
Assad bertemu dengan utusan Presiden Rusia Alexander Lavrentiev di Damaskus. Dia mengatakan, pembicaraan dengan Turkiye harus didasarkan pada tujuan “mengakhiri pendudukan tanah Suriah” dan menghentikan dukungan Turki untuk apa yang disebutnya terorisme.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Pertemuan tersebut “harus dikoordinasikan antara Suriah dan Rusia terlebih dahulu untuk… menghasilkan hasil nyata yang dicari oleh Suriah,” katanya.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dan Faisal Mekdad dijadwalkan bertemu awal Februari untuk pembicaraan tingkat tertinggi antara Ankara dan Damaskus sejak perang Suriah dimulai pada 2011. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan