Atasi Limbah Tekstil, Pemkot Pekalongan Gunakan Teknologi Nuklir

Industri batik cap di Pekalongan Jawa Tengah (Foto: File/Istimewa)

Pekalongan, MINA – Masalah di Kota Pekalongan cukup pelik dan belum teratasi sepenuhnya. Jika dibiarkan dampaknya bagi lingkungan akan makin besar.

Limbah tekstil biasanya berasal dari industri , sablon dan jeans yang banyak bertebaran di kota batik tersebut.

Mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, menggandeng Politeknik Indonesia Yogyakarta melakukan ujicoba pemanfaatan teknologi nuklir untuk mengatasi permasalahan sisa limbah yang dihasilkan dari industri tekstil.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan pada Rabu (11/1) mengatakan, program penelitian tersebut berawal dari inisiasi Pemkot untuk melakukan kerja sama dengan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta.

“Kemudian, Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Korea Atomic Energy Research Institute dalam upaya mengatasi permasalahan limbah industri,” katanya.

Menurut Afzan, melalui pemanfaatan teknologi nuklir diharapkan permasalahan pengolahan limbah di yang selama ini belum terpecahkan dapat segera diselesaikan dengan baik karena Kota Pekalongan sudah menyandang predikat “The World’s City of Batik”.

“Kami berharap melalui kerja sama ini, usaha batik tetap berjalan namun limbah pun bisa terkelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan,” ujarnya.

Kata dia, proses pengambilan sampel dengan pemanfaatan teknologi nuklir ini berdasar hasil uji air limbah yang diambil di Kota Pekalongan masih ramah lingkungan, bahkan mikro organisme masih dapat hidup.

“Setelah melalui beberapa tahap uji coba, kata dia, air itu juga sudah bebas kuman dan layak minum,” katanya.

Dikatakan, keberhasilan program penelitian ini akan berjalan dengan baik jika didukung peran semua pihak, baik pemerintah daerah, akademisi, pengusaha, dan masyarakat.

“Kami juga sudah sampaikan permasalahan-permasalahan kompleks bahwa ini juga perlu didukung dari pemerintah daerah tetangga karena sungai di Kota Pekalongan hulunya berasal dari Kabupaten Pekalongan dan hilirnya di Kota Pekalongan,” terannya.

Semantara, Direktur Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Zainal Arief mengatakan, saat ini masih dalam tahap penelitian dimana pihaknya bersama Pemkit Pekalongan sejak 2021 dengan mengambil sampel limbah dari sejumlah pengusaha industri batik.

Sampel itu selanjutnya dilakukan “treatment” dengan teknologi gama yaitu suatu bentuk radiasi dan diuji di laboratorium.

“Ada satu mikro organisme yang dimasukkan dalam air limbah yang sudah dilakukan ‘treatment’ masih bisa hidup. Hal ini menandakan ada progres perbaikan dari sisi limbah tersebut,” katanya. (L/B04/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)